Lihat ke Halaman Asli

Jokowi-JK Pasti Kalah

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari semua rekan2 yang ada, yang paling kuciwa dari pencalonan Jokowow-JK ini pasti @Basardaniel2701 *pukpuk – Tweet si Buntel

Anganku, Kata Jokowi

Pagi gelap, matahari seperti menjauh. Itu suasana hati saya menggambarkan kekecewaan pada Jokowi yang memilih JK sebagai cawapresnya. Saya juga membaca luapan perasaan rekan-rekan yang lain. Ada yang berencana golput, ada yang ngomel aja, ada yang, “Siapapun cawapresnya Jokowi, aku tetap pilih Jokowi.”

Jokowi beralasan,"Ada masalah elektabilitas, pengalaman, rekam jejak. Meskipun saya di birokrasi sudah sembilan tahun, tapi itu tetap diperlukan. Masalah integritas juga itu penting sekali dan masalah kompetensi kemampuan baik di bidang ekonomi, politik, dan lainnya," ujarnya.

"Kalau pembagian tugas, yang jelas wapres pembantu presiden di UU. Keputusan Presiden, SK Presiden, Peraturan Presiden. Ini harus digaris bawahi bahwa itu sudah kita tekankan juga pada Pak JK," ujarnya. (Sumber: beritasatu.com)

Saya berharap Abraham Samad (AS) atau Mahfud MD. Tapi angan-angan dihembuskan angin sejauh-jauhnya.

Ahoknya Jokowi

Senin malam (19/5), J menelepon, katanya, “Apa yang salah dari Jokowi milih JK? Kalau pilihnya AS, kan setipe sama Jokowi. AS itu bagian yang menjelaskan ke masyarakat, yang mengeksekusi kerjaannya wakil ketua. Kalau JK, pekerja, jadi pas sama Jokowi yang, katakanlah, selebritisnya. T’rus gini lho, yang dipikirkan bukan soal menang pilpres aja, tapi nanti jalannya pemerintahan gimana. Jadi aku rasa pas JK. Atau memang ada pilihan lain apa?”

Mentor saya yang lain berkata, “Sudah pas itu, Sar, Jokowi. Kan Jokowi itu statusnya tokoh lokal. Mesti gandeng tokoh nasional yang udah pengalaman. Supaya bisa jalan nanti pemerintahannya.”

Yang paling saya ingat dari JK, “Mamakku udah nggak hitam dan berminyak lagi tangannya kalau masak.” Konversi minyak tanah ke gas. Lalu soal Tsunami dan perdamaian di Aceh.

Kepala Lurus, Ekor Lurus

Kalau kepala lurus, ekor juga lurus. Kepalanya kan Jokowi, dan Jokowi jelas Merah Putih.

Ada yang lebih baik dari JK saat ini? Kata teman saya, “Pilihan politik itu hanya dua, yang terburuk atau yang buruk.” JK yang terbaik dari yang terburuk.

Terburuk atau yang buruk? Kita harus memilih.

Seperti iklan, “apapun makanannya, minumnya air putih”. Siapapun cawapresnya, presidennya Kokowi, eh, Jokowi.

Jokowi Calon Presiden Bayaran

Beberapa hari lalu, saya menonton TV, menyaksikan relawan-relawan Jokowi di daerah Sumatera Utara menggalang dukungan dari masyarakat. Seorang relawan yang diwawancara berkata, “Mari kita hantar Jokowi jadi presiden. Dia itu calon presiden rakyat. Rakyat yang membayarnya jadi presiden.”

Saya jadi ingat masa Pilkada DKI, waktu itu tim Jokowi berjualan baju kotak-kotak demi dana kampanye. Dan dari Aceh sampai Papua antri memesan baju itu. Saya pun ikut membeli bersama teman-teman.

Dalam pikiran saya waktu itu, “Ini orang bagus, harus kita dukung. Kapan lagi ada yang begini pemimpin. Dan dia bagus caranya, mampu mengajak rakyat berpartisipasi mendukung, dengan membantu dana kampanye. Jadi dia dikasih uang sama rakyat, dan uang itu akan dikembalikannya dalam bentuk tanggung jawab mensejahterakan.”

Saya mengingat kembali makna itu saat mendengar komentar relawan tersebut. Kalau rakyat sampai mau berkeringat berbondong-bondong, itu dari hati dan keyakinan ini orang baik.

Revolusi Mental

Sudah terlalu lama memang kita kecewa dan terbiasa hidup dengan semangat yang rendah di negara ini. Kita berharap bebas korupsi, eh malah merajalela. Kita berharap rukun, eh malah terjadi penindasan terhadap minoritas. Kita berharap generasi muda memperbaiki bangsa ini, eh malah lebih sering tawuran, buat film bokep pendek, ada pula pelecehan seksual, belum lagi uang sekolah yang makin mahal. Yang miskin dilarang sekolah. Dan masih banyak lagi.

Kata Martin Luther King, Jr , “Kekecewaan itu terbatas, harapan tidak terbatas.” Kita masih punya harapan, di tengah doa-doa kita, yang kadang kita lakukan dalam keadaan setengah percaya dan tidak. Muncul satu-persatu orang-orang baik. Harapan itu ada. Dan dari hari ini, kita sendiri yang bisa memperbaiki bangsa ini. Kita mulai dari keluarga kita. Kita keluarga-keluarga yang hebat.

Kalau Jokowi dan JK Terpilih

Saya tertegun saat membaca visi dan misi Jokowi, yang dirilis KPU. Diantaranya: revolusi karakter bangsa, mandiri pangan, dan yang terpenting menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan menjamin rasa aman seluruh rakyat Indonesia. Lengkapnya dapat dibaca di sini Nawa Cita

Kita merindukan negara yang berkomitmen menjadikan Indonesia rumah bagi semua suku, agama, dan golongan. Yang menjamin kerukunan dan menjaga budaya bangsa.

Jokowi-JK Pasti Kalah

Jokowi-JK kemungkinan besar akan kalah, kalau kita golput. Saya bisa memahami rekan-rekan yang berencana golput atau malas memilih karena kecewa Jokowi pilih JK. Tapi, bukankah dengan kita tidak memilih, sama saja menghentikan mimpi dan harapan kita dipimpin calon presiden bayaran rakyat? Yang rela kurang tidur, bahkan sampai tidur pun membawa beban bagaimana caranya membawa bangsa ini jauh lebih baik. JKW! JK!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline