Lihat ke Halaman Asli

Diskresimu Mengurai Benang Kusut Birokrasi Dana Desa Kabupaten Bengkayang

Diperbarui: 16 Mei 2020   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga minggu ke 2 bulan Mei 2020, Keran penyaluran Dana Desa di kabupaten bengkayang Kalbar hingga saat ini masih belum ada titik terang, padahal banyak warga desa di kabupaten Bengkayang saat ini menunggu proses penyaluran  BLT Dana Desa serta Pekerjaan Padat Karya Tunai desa guna meningkatkan daya beli ekonomi warga desa dalam menghadapi dampak virus covid-19.

Semenjak Bupati Bengkayang menjdi tersangka, dan Plt bupati jatuh sakit pada bulan Januari lalu, maka Kabupaten Bengkayang otomatis kemudian dipimpin oleh Plh bupati dimana jika merujuk kepada undang-undang nmr 30/2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Plh Bupati  memiliki kewenangan yang sangat terbatas dalam hal menjalankan Roda Pemerintahan apalagi dalam menghadapi ancaman pandami virus covid-19  yang membutuhkan banyak kebijakan strategis dalam menghadapinya.

Sebut saja, Pengajuan Dana Desa (DD) oleh Plh Bupati untk penyaluran Dana Desa kepada KPPN singkawang sejak bulan Maret 2020, terhambat hanya karena PMK 205/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa pada pasal 23 ayat 3 mensyaratkan bahwa Surat Kuasa Pemindahbukuan dari Rekening Kas Daerah ke Rekening Kas Desa harus di tandatangani oleh bupati, dan PMK trsbt tidak memberi ruang pilihan untk Plh bupati dan atau pejabat lainnya yg berwenang.
 
Pasal 23  
(3) Pemotongan Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari bupati/wali kota.

Dalam ketentuan Undang-Undang 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 65 ayat (6), Apabila kepala daerah dan wakil kepala daerah sedang menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara, sekretaris daerah melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah.

Dalam penjelasannya, yang dimaksud dengan "melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah" dalam ketentuan ini adalah tugas rutin pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pengambilan kebijakan yang bersifat strategis dalam aspek keuangan, kelembagaan, personel, dan aspek perizinan, serta kebijakan strategis lainnya.

Selanjutnya Mengacu pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Pasal 14 ayat (7), Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan/atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran.

Dalam penjelasan yang dimaksud dengan "Keputusan dan/atau Tindakan yang bersifat strategis" adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang memiliki dampak besar seperti penetapan perubahan rencana strategis dan rencana kerja pemerintah. Yang dimaksud dengan "perubahan status hukum organisasi" adalah menetapkan perubahan struktur organisasi. Yang dimaksud dengan "perubahan status hukum kepegawaian" adalah melakukan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai. Yang dimaksud dengan "perubahan alokasi anggaran" adalah melakukan perubahan anggaran yang sudah ditetapkan alokasinya.

Mengacu di penjelasan pasal 65 ayat (6) Undang-Undang 23/2014 tentang Pemerintah Daerah dan pasal 14 ayat 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sifat penandatanganan Surat Kuasa pemindahbukuan Dana Desa bukanlah merupakan kebijakan yang bersifat strategis dalam aspek keuangan.

Menurut hemat penulis guna mengisi kekosongan hukum administrasi pemerintahan serta menjawab kejadian luar biasa di desa dalam upaya penanganan ancaman virus covid-19 dan mendorong daya beli ekonomi melalui Padat Karya Tunai Desa, maka perlu pengambilan Diskresi oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini adalah menteri keuangan RI.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, pada pasal 1 angka 9, membuat definisi Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan.

Undang-Undang sesungguhnya telah memberikan ruang yang cukup kepada pejabat pemerintahan untk menjawab persoalan hukum tentang kewenangan Plh Bupati dalam penandatanganan Surat Kuasa Pemindahbukuan Dana Desa, Apalagi pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, DISKRESI di Normakan secara khusus pada BAB VI. Artinya apa? Bahwa pembuat undang2 telah memberikan kewenangan penuh kepada pejabat pemerintah untk menjawab persoalan hukum yang menyangkut keadaan darurat apalagi jika Diskresi dilakukan secara objektif dan dengan Itikad Baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline