Lihat ke Halaman Asli

Bartho Apelaby

Menulis adalah berdoa

Merawat Ingatan!

Diperbarui: 5 Mei 2023   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Ditengah hiruk pikuknya kota, dan riuh renyahnya kehidupan. Ditambah lagi dengan hasutan visi untuk mensejarahkan dunia. Menepi dan mengamati saja seakan tak cukup untuk menikmati kenyataan. Dibutuhkan sedikit aktivitas untuk sekedar merawat ingatan. Menulis adalah cara paling sederhana untuk merawat ingatan!

Sore itu, langit fana merah jambu. Matahari seakan mengerti pada bulan yang sedang merindu. Karena itu, malam tau betul bahwa obat yang paling ampuh untuk kekasihnya bulan adalah bertemu!

 Di tengah romantisme semesta itu, saya menepi sejenak di warung kopi milik bapak Asir, usai menghabiskan waktu seharian hanya untuk  sepiring senyum di masa depan. Di dompet saya hanya ada selembar harapan yang kusut, tak cukup juga untuk membayar sesal. Kendatipun demikian, Bapak Asir selalu menjadi jawaban dibalik pertanyaan atas dompet yang sulit diandalkan. Kopi dan tempe cocol gratis lagi!

            Menikmati kopi dan tempe cocol di tengah langit fana merah jambu adalah nikmat yang sulit didapatkan. Saya tidak ingin menikmati dengan sadar. Sebab, saya percaya pada kalimat dalam buku-buku klasik yang dihabiskan di ujung malam itu."Hidup yang paling nikmat adalah hidup yang tidak usah dinikmati". Mungkin maksudnya, biarkan ia mengalir begitu saja. Tanpa disadari. Apa adanya.

            Bagi saya, tak lengkap jika hanya duduk, diam, seduh dan sudah. Terasa kurang jika tak ada topik yang di obrolkan. Minimal isu-isu hangat seputaran dunia kampus, isu pilplres, atau dunia percintaan, dunia persekongkolan bahkan dunia lain ( hahahahaha), bisa juga hal-hal tak penting lainnya. Atau mungkin beberapa cerita tak lucu yang kemudian kita tertawakan.

            Dalam upaya untuk menghindari keheningan ditengah keramaian. Pak Asir yang biasa saya sapa Pak Asik ini menawarkan sesuatu yang gratis lagi. Obrolan! Kami bicara cukup Panjang tapi tidak lebar. Mulai dari perjuangan dimasa muda menempuh pendidikan. Kisah cinta Beliau dan Bukde yang sedikit lucu yang memancing tawa. Dari setiap inci rasa yang ia jadikan frasa. Dan masih banyak hal lucu bahkan aneh hingga romantis lainnya. 

Kopi saya sudah di ambang batas.Obrolan masih hangat. Namun panggilan dari kasur seakan tak bisa dilawan. Saya memberikan sebuah pertanyaan terakhir sebelum saya pulang. Tentang kesan perjalanan Pak Asik sampai dipertengahan tahun ini.  

Dengan santai Ia menjawab. Di pertengahan tahun ini sedikit cerahnya, sedikit juga ceriahnya. Banyak mendungnya, banyak juga mandangnya. Banyak harapannya, sedikit sarapannya. Banyak kangennya, sedikit bilangnya. Banyak maunya, namun sedikit duitnya!

Dan satu lagi! Banyak gratisnya, sedikit bayarnya hahahahahahahahahahahaha

Bercanda boskuuuuuuuuu!

Ada-ada saja hahahahaahahaha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline