Lihat ke Halaman Asli

Bulgaria: Runtuhnya Kekuasaan Islam di Eropa Timur

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_111567" align="aligncenter" width="576" caption="Sofia Central Market (Foto: BM)"][/caption] Turki satu-satunya negara di dunia yang terletak di tengah-tengah pertemuan timur dan barat. Pengaruh budaya Asia dan Eropa jelas terlihat di Istanbul. Tapi tahukah Anda budaya 'east meet west' ini juga ada di negara bekas komunis di Eropa Timur? Pertemuan dua budaya juga ada di Bulgaria. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa kekaisaran Ottoman pernah berkuasa di Bulgaria. [caption id="attachment_111570" align="alignleft" width="192" caption="Statue St Sofia (Foto: BM)"][/caption] Di Sofia, ibukota Bulgaria masih teguh berdiri monumen warisan Islam yang menjadi petunjuk kepada kekuasaan Kekaisaran Ottoman suatu ketika dulu. Penguasaan Kekaisaran Ottoman di Turki selama 500 tahun sejak abad ke 14 hingga abad ke 19. Islam berkembang pesat selama 5 abad di Bulgaria dan akhirnya pengusaan Islam di Bulgaria berakhir saat tentara Turki kalah dalam perang Rusia-Turki antara tahun 1877-1878. Migrasi orang-orang Turki pada abad ke 14 telah menjadikan Sofia kota yang beragam budaya. Kuliner khas orang Turki seperti kebab dan kuskus banyak dijual direstoran halal di Sofia. Situasi berbeda di negara Eropa Timur lainnya seperti Rumania dan Hungaria, yang mana makanan halal memang sulit ditemukan. Penduduk Muslim di Bulgaria melebihi 1 juta orang sekitar 13 persen dari keseluruhan populasi. Mayoritas Muslim di Bulgaria berbangsa Turki (800 ribu orang) dan ada lebin 150 ribu berbangsa Bulgaria dan 100 ribu berbangsa Roma. [caption id="attachment_111568" align="aligncenter" width="466" caption="Masjid Banya Bashi di tengah-tengah kota Sofia (Foto: BM)"][/caption] Ditengah-tengah kota Sofia megah berdiri Masjid Banya Bashi yang didirikan oleh seorang arsitek bernama Kodja Mimar Sinan pada tahun 1576. Ia adalah antara arsitek yang termasyur dan telah membangun lebih 81 buah masjid. Masjid Sultan Selim II di Erdine, Turki adalah hasil binaan beliau yang terkenal. Masjid Banya Bashi ini menjadi lambang keberadaan agama Islam di Bulgaria. Samping masjid itu jelas terlihat reruntuhan Gereja St George dan reruntuhan Amphithatre of Serdica. Dihadapan masjid tersergam indah Central Sofia Market Hall yaitu tempat menjual berbagai barang seperti produk-produk lokal dan cenderamata. [caption id="attachment_111571" align="alignright" width="192" caption="Apakah makna tulisan diatas? MacDonald! (Foto: BM)"][/caption] Selain keberadaan monumen Islam, ada juga monumen Kristen Orthodoks Bulgaria dan juga Gereja Rusia. Gereja St. Alexander Nevsky adalah gereja yang terbesar di Sofia. Tidak jauh dari situ ada juga Gereja Rusia St Nicholas. Gereja St Nicholas didirikan disebelah Masjid Saray yang diruntuhkan pada tahun 1882 setelah tewasnya tentara Ottoman dalam Liberasi Bulgaria oleh Rusia. Bulgaria berasal dari bahasa Slavic yaitu sub kelompok bahasa Indo-Eropa yang menggunakan huruf Cyrillic. Selain Rusia kebanyakan negara Eropa Timur dan Rusia juga menggunakan sistem tulisan ini. Bagi kita yang biasa dengan sistem huruf Roman akan menghadapi sedikit masalah ketika membaca papan tanda dan arahan di Bulgaria. [caption id="attachment_111574" align="alignright" width="512" caption="Gereja St. Alexander Nevsky (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_111576" align="alignright" width="512" caption="National Palace of Culture, Sofia (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_111577" align="alignright" width="512" caption="Parliament House, Sofia (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_111578" align="alignright" width="512" caption="Turkish Fountain (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_111575" align="alignright" width="512" caption="Universitas Sofia (Foto: BM)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline