Lihat ke Halaman Asli

Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta : Stop Bullying!!

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

STOP BULLYING!!
Kita bukan calon monster

Apakah Anda pernah mendengar kalimat-kalimat seperti "Ntar sore ketemu di taman belakang lo!!" atau "Kelas 1 gak boleh ke kantin woyy!!!" atau "Ngapain lo sok-sokan bawa mobil?", dan berbagai kalimat lain yang selalu disertai wajah dan gesture yang superior? Atau justru Anda pernah mengalaminya? Merasa DeJavu? Atau bahkan pernah mengatakan itu kepada orang lain? Ya, kalimat dan kejadian tersebut bukanlah merupakan hal yang asing bagi sebagian besar pelajar sekolah di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.

Fenomena seperti ngecengin orang (bullying verbal), tatar (biasanya dilakukan secara tahunan dari senior ke juniornya, dan terus dilanjutkan ketika junior tersebut telah menjadi senior, dan seterusnya), partai (pertarungan satu lawan satu dengan tangan kosong tanpa aturan), tawuran (pertarungan massal dengan berbagai senjata tumpul, senjata tajam, atau bahkan senjata api), sudah menjadi hal yang sangat dekat dengan kita, pemuda Jakarta.

Kondisi ini juga diperparah dengan adanya media sosial yang membuka potensi baru terjadinya bullying di ranah media sosial. Dampak yang dihasilkan bisa jauh lebih parah karena bentuknya lebih beragam (foto, video, tulisan, dll), bisa terjadi 7x24 jam baik saat korban sendiri atau beramai-ramai, sulit untuk dihapuskan, dan bahkan terkadang sulit untuk mendeteksi pelakunya.

Ya, bullying adalah fenomena sehari-hari yang sangat dekat dengan kita dan sangat mudah kita temui. Entah di taman belakang sekolah, di kamar mandi sekolah, di kantin, di parkiran sekolah, di kelas, atau bahkan di smartphone kita. Bullying yang terus kita sebut dengan 'fenomena yang biasa' akan terus menggerogoti kualitas pendidikan kita dari jantung hati pendidikan itu sendiri. Budaya itu akan semakin sulit dihapuskan, ketika kita terus berdiam sambil menyaksikan satu per satu pelajar Indonesia yang harus merenggut nyawa.

Sadarkah kita bahwa bullying menimbulkan berbagai dampak berkepanjangan bagi korbannya? Sadarkah kita bahwa dengan membiarkan semua hal tersebut terjadi kita sebenarnya telah membiarkan para korbannya mengalami penderitaan yang pada tingkat ekstremnya bisa berakhir dengan kematian? Atau kita justru merasa bahwa kita tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan berbagai tindak bullying yang kita saksikan?

Semua orang bisa melakukan sesuatu!

Ketahui bahwa bullying itu tidak menjadikan pelakunya hebat dan diakui! Ketahui bahwa bullying secara verbal ataupun sosial bisa merusak mental seseorang, seperti : kehilangan kepercayaan diri, merasa dirinya berbeda dari yang lain, semakin tidak bisa bergaul dengan orang lain, sakit hati yang mendalam, dan pada tingkat ekstrem (mungkin karena perulangan yang terus menerus) korban bisa melakukan percobaan bunuh diri. Ketahui  bahwa bullying secara fisik akan secara ganda merusak fisik dan mental seseorang, seperti : dendam untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain, cacat fisik, dan hal buruk lainnya. Ketahui juga bahwa pelaku bullying juga mendapatkan dampak buruk, seperti : kesulitan untuk taat pada aturan, berpotensi menggunakan alkohol dan terlibat seks bebas, dan berpotensi terlibat dalam kegiatan kriminal.

Sehingga bila kita adalah seorang pelaku bullying, berhentilah mem-bully!! Bila kita adalah korban bullying dan saksi dari tindak bullying, berani untuk melaporkan tindak bullying yang kita alami/saksikan!!

Dan yang semua orang bisa lakukan adalah, TANDATANGANI PETISI INI!!

dengan begitu 1 email akan masuk ke email pejabat terkait, dan pemerintah akan lebih peduli kepada isu penting ini, sehingga harapannya kebijakan yang taktis dan strategis bisa segera diambil untuk mengatasi permasalahan ini

Jangan biarkan pemuda Indonesia jadi monster.
Ayo terlibat!! STOP BULLYING!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline