Lihat ke Halaman Asli

Foke Membakar Jakarta: Sebuah Fitnah Keji

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13456927931065321043

Sebagian besar blogger paham, jika ingin tulisan Anda dibaca orang dalam jumlah ribuan, maka menulislah di kala musim libur Lebaran. Apalagi jika ingin mendapatkan tempat di Trending Articles, menulislah di saat orang-orang sedang berlibur. Kali ini saya ikut-ikutan membaca tulisan dari Abbah Jappy dengan judul "Pesan untuk Foke, Jangan Bakar Jakarta, Kemudian Tampilkan Empati". Seperti biasa, Abbah menulis sesuai dengan pendapat pribadinya dan (katanya) penuh data. Berikut adalah cuplikan tulisan tsb : [caption id="attachment_208220" align="aligncenter" width="609" caption="cuplikan tulisan Abbah yang menuduh "][/caption] Kita tentu bertanya-tanya, apa dasarnya atas tuduhan Abbah Jappy itu, apa dasarnya Foke membakar Jakarta? Apakah ia sudah berubah menjadi monster? Trus, apakah kedatangan Foke mengunjungi korban hanya bersifat politis belaka. Rasa-rasanya sulit untuk setuju dengan "tulisan HL di musim libur Lebaran ini". Ada salah satu komen yang membantah fitnah Abbah itu berikut ini : [caption id="attachment_208223" align="aligncenter" width="493" caption="apa maksud "]

1345693027561301392

[/caption] Kalau kita pahami, inti tulisan Abbah tersebut adalah : Foke dan Tim Suksesnya sengaja membakar Jakarta, selanjutnya mendatangi korban untuk menunjukkan simpati. Awalnya Abbah tak peduli, kemudian tiba-tiba pikirannya terbalik dan terbailk jugalah pikiran Admin Kompasiana untuk memasukkannya ke HL. Mengapa tulisan Abbah Jappy bertendensi fitnah ? Menurut saya begini :
  1. Kebakaran tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga di berbagai daerah selama libur Lebaran
  2. Kebakaran Jakarta terjadi sejak zaman Orde Baru, terutama daerah-daerah yang susah digusur "untuk pembangunan"
  3. Di semua tempat, rata-rata kebakaran terjadi karena kelalaian : tidak mematikan kompor, tidak mematikan arus listrik ketika meninggalkan bangunan
  4. Pembakaran sengaja biasanya melibatkan pengusaha yang menginginkan lahan (orang Jakarta tahu persis dengan yang ini)
  5. Kebakaran dengan motif Pilkada baru kali saya tau, dari tulisan Abbah Jappy (tumben)

Pada akhir tulisannya itu, ada yang tak nyambung yakni Abbah menutupnya dengan "jangan kampanye SARA". Kalo yang itu sih sudah ada kesepakatan dari kedua Tim Sukses di acara Jakarta Lawyers Club, jadi tak perlu ditonjolkan lagi. Kedua kandidat di acara itu ditelanjangi habis, dan diakui  memang diakui BELUM BICARA PROGRAM, tapi masih "ngerjain" konsituen dengan isu SARA. Baik itu Jokowi-A Hok atau Foke-Nara. Selanjutnya terdapat ketimpangan dua mainstream media di jagad internet Nusantara yang memberitakan kebakaran Jakarta itu. Vivanews, yang selama ini merupakan saingan terberat Kompas, belum terlihat mempolitisir kebakaran Jakarta. Berikut 'screeshots' di mesin pencari Vivanews , yang membuktikan bahwa KEBAKARAN JAKARTA bukanlah masalah sederhana, apalagi komentar atau opini yang dibuat hanya untuk memojokkan atau menaikkan simpati/empati kepada salah satu calon di Pilkada, sebab ternyata ada 130 ribu lebih berita yang terkait dengan 'kebakaran Jakarta'. Aalangkah piciknya orang yang menuduh suatu kelompok tertentu berbuat yang bukan-bukan dengan cara berpikir sempit. [caption id="attachment_208233" align="aligncenter" width="560" caption="kata kunci "]

13456949061815387667

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline