Lihat ke Halaman Asli

Barokah Meilany Putri

Saya adalah Mahasiswa Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Retorika Dakwah: Seni Berkomunikasi dalam Menyampaikan Pesan Kebenaran

Diperbarui: 26 Juni 2024   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syamsul Yakin dan Barokah Meilany Putri ( Dosen Retorika dan Mhasiswi UIN Jakarta SyarifHidayatullah )

Oleh : Syamsul Yakin dan Barokah Meilany Putri

 ( Dosen Retorika dan Mhasiswi UIN Jakarta SyarifHidayatullah )

Retorika dakwah, seni berkomunikasi dalam penyampaian dakwah, bagaikan garam bagi sayur, memberikan rasa dan makna pada pesan yang disampaikan. Tanpa retorika yang mumpuni, dakwah bisa terasa hambar dan kurang menarik bagi audiens.

Penggunaan retorika dakwah memiliki beberapa tujuan penting:

1. Menyampaikan Pesan yang Menarik dan Informatif:

Membuat dakwah lebih atraktif, menarik, dan estetik: Retorika membantu dai menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, sehingga meningkatkan antusiasme audiens.

Menyampaikan pesan berbobot: Retorika memastikan isi ceramah tersusun rapi, menggunakan bahasa baku, dan didukung data dan riset, sehingga pesan dakwah menjadi lebih kredibel dan berbobot.

Meningkatkan informatif, persuasif, dan rekreatif: Retorika membantu dai menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang informatif, persuasif, dan menghibur, sehingga audiens lebih mudah menerima dan memahami pesan dakwah.

2. Meningkatkan Performa Dai dan Respons Audiens:

Memperkenalkan pathos, logos, dan ethos: Retorika membantu dai menerapkan tiga jenis retorika Aristoteles: pathos (emosi), logos (logika), dan ethos (kredibilitas) untuk meningkatkan performa dakwah dan mendapatkan respons positif dari audiens.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline