Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Jalan Panjang Mengurus SIM di Negeri Ini, Based on My True Story

Diperbarui: 4 September 2024   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dokpri

Sebelumnya, aku sudah pernah menulis pengalaman saat mengurus SIM beberapa edisi yang lalu. Kamu bisa membacanya di postingan disini. Sebenarnya cerita ini masih lanjutan dari kisah sebelumnya. Karena, saat menulis pengalaman tersebut, aku dinyatakan gagal untuk melanjutkan pengurusan SIM A & C. Pulang dengan rasa kecewa karena harus menunggu 2 minggu lagi untuk melanjutkan test tertulis yang gagal. Sempat bertanya-tanya, kenapa harus dipersulit, sih? 

Padahal rata-rata orang yang mengurus SIM tentu sudah berkendaraan cukup lama seperti aku, mungkin separur hidupku sudah aku pakai untuk mengendarai motor dan mobil. Tapi, yang namanya prosedur tetaplah prosedur, aku harus mengikutinya meski dengan rasa dongkol dan berat hati.

Dua minggu kemudian, aku datang lagi ke Samsat untuk melanjutkan ujian test tertulis lagi. Aku mencoba konsentrasi di setiap soal yang tampil di layar monitor mencoba menjawab dengan teliti dan berhaap benar juga. Tapi, lagi-lagi gagal. Harus mengulang dua minggu berikutnya.   Lagi-lagi aku kecewa dengan system test tersebut. Karena sudah begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Saat keluar dari ruangan test, sebenarnya ada beberapa oknum yang menawarkan diri untuk mempermudah pengurusan. Bayangkan, mereka sudah terang-terangan menjadi calo. Padahal sudah jelas terpampang nyata slogan-slogan hindari calo dan korupsi. Tapi, slogan tetap slogan. Calo tetap lah calo.

Sampailah test ketiga kalinya setelah gagal. Aku sebenarnya sudah muak datang dan datang lagi ke tempat tersebut. Karena mulai dari parkiran sampai di Lokasi test yang namanya tawar menawar untuk "mempermudah" proses sudah menunggu dengan wajah sneyum sok manis. Itu bukan rahasia lagi. Tapi, aku mencoba pada prinsip untuk melakukan test secara alami dan murni. Aku masuk ke ruang tets tertulis, berdoa sejenak agar bisa lebih fokus menjawa soal. Jujur, aku sudah muak dengan orang-orang yang ada disekitar. Seakan tidak ada yang benar-benar membantu untuk melakukan proses test secara alami.

foto dokpri

Akhirnya, aku lolos test tertulis. Melaju ke test praktek. Saat test menyetir disuruh mundurin mobil dan langsung parkir di tempat yang ditentukan. Itu harus dilakukan sekali gas tanpa ada kesalahan, eh ternyata aku dianggap gagal. Tanpa ada pengulangan dua atu tiga kali. Si oknum pun pura-pura menjadi malaikat penolong yang berkedok minta materi.

"Kamu gagal. Mau diselesaikan sekrang atau ngulang minggu depan lagi?"

"Saya tidak punya uang,pak."

"Kalau mau 400 ribu hari ini selesai. Yang lain juga bayar segitu,kok. Kalau nggak percaya coba tanya yang sono,noh." Ujar si oknum sambil nunjkuk kea rah beberapa orang yang mengurus Sim saat itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline