Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Antara Pelari, Outfit dan Sepatu di Ajang Maybank Marathon

Diperbarui: 31 Agustus 2024   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dokpri

              Minggu lalu (25/8), aku baru saja menuntaskan race Maybank Marathon untuk kategori Half Marathon (21K). Puji Tuhan, semua berjalan dengan lancar. Mulai dari start sampai finish I did it well. Finished happy and strong. Padahal, seminggu sebelum menjelang race, aku sempat mengalami sakit demam, batuk dan flu. Sempat worry juga kalau disaat hari H kondisi stamina masih nggak mendukung. Untuk mengembalikan staminal agar Kembali prima, aku pun rutin minum obat serta vitamin. Tapi, dengan kondisi yang masih recovery jadwal Latihan pun ikut berantakan. Banyak bolongnya. Tapi, aku yakin dengan pengalaman race HM yang pernah aku ikuti, bisa menjadi bekal "ilmu" berlari versi aku.

2 hari menjelang hari H, aku sudah berada di Bali untuk mengambil race pack Collection (RPC) juga persiapan lainnya. Meski sempat ada drama soal penginapan dan jarak yang jauh antara pengambilan RPC dengan tempat aku menginap. Tapi, akhirnya semua bisa berjalan dengan lancer bertkat bantuan my best friend,Vonny. Selama proses pengambilan RPC sampai race digelar dia banyak membantuku. Thank you,Vonce!

foto dokpri

Setelah menginap satu malam di Kawasan Sanur, akhirnya aku dan teman memutuskan mengambil penginapan di Kawasan Ubud agar lebih dekat dengan Lokasi race yang ada di Gianyar. Kalau dari Ubud jarak waktunya sekitar 30 menitan tanpa macet naik motor. Sejujurnya, aku sangat suka Ubud. Suka suasanannya yang jauh lebih tenang dibandingkan di Kuta, Seminyak dan Canggu. Suasananya bener-bener meriah. Meriah macetnya juga meriah ajep-ajepnya. Ubud sudah paling pas untuk stay.

              Pada hari H, aku sudah terbangun sejak pukul 02;30 dini hari. Bisa dibayangkan jam berapa para pelari yang Full Marathon bangun,ya? Atau jangan-jangan mereka nggak tidur? Karena flag off untuk FM sekitar pukul 04:30 subuh. Kalau HM pukul 05:30 pagi. Jadi kalau ikut race jangan harap bisa tidur nyenyak. Bawaannya gelisah terus mikirin race.

Tapi, kali ini aku tidur cukup pulas. Udara Ubud yang adem ditambah hujan yang bikin makin nyenyak. Sehingga subuh harinya aku bangun dalam keadaan segar bugar. Mempersiapkan semua yang diperlukan saat race. Mulai dari jersey, Sepatu serta energy gel serta kurma ada di waist bag. Tidak ada persiapan yang Istimewa selain mental dan stamina serta fisik yang prima. Tidak seperti pelari-pelari kebanyakan mempersiapan semua yang serba brand new. Sepatu baru, jersey, kacamata, topi, hingga printilan lainnya. Bagiku, setiap race yyang dipersiapkan bukan printilan untuk penampilan melainkan stamina dan fisik. Karena Banyak pelari yang lebih mengutamakan penampilan ketimbang stamina dan mental untuk race. Tidak heran kalau banyak pelari yang kolaps juga kelelahan, kaki keseleo bahkan banyak yang merasa Sepatu yang mereka pakai bermasalah sehingga membuat kaki tidak nyaman.

foto dokrpi

              Seperti Race Maybank Marathin kemaren, sepanjang rute yang aku lalui dari KM1 hingga KM 21, begitu banyak pelari di kategori HM mengalami cidera. Padahal yang aku lihat dari segi penampilan mereka bener-bener all out. Sepatu yang mereka pakai kebanyakan carbon plate juga Sepatu-sepatu hits dengan harga 4 juta keatas. . Mulai dari merks Asic, Hoka, Adidas, Saucony dan merk-merk favorit lainnya. Tapi, anehnya kenapa mereka justru mengalami cidera,ya? Bukannya Sepatu mereka sudah mendukung untuk bisa ngibrit lebih kencang? Atau mereka tidak mampu mengimbangi kekencangan si Sepatu sehingga kewalahan dan cidera? Entah,lah.

Yang jelas, sepanjang KM yang aku lalui hingga garis finish, banyak pelari yang terlihat Persiapan mateng dari penampilan ternyata tidak didukung dengan persiapan stamini, fisik dan mental. Apalgi medan yang dilalui banyak tanjakan Panjang yang membuat pelari gampang kelelahan.

Sementara aku, mengalami kegembiraan sepanjang lari. Karena cuaca yang mendung dan hujan sehingga kepanasan yang khas pulau Dewata pagi itu hilang seketika. Yang ada sejuk menemani sepanjang KM demi KM. Hingga menginjakkan kaki di garis finish wajah sumringah masih melekat diwajahku. Puji Tuhan bisa sampai garis finish tanpa cidera dan bad mood. Semua happy.  Meski durasi yang aku peroleh 2.50 menit-an dan bukan personal Best. Tapi, aku sudah bisa menemukan formula setiap kali race yaitu,"yang butuh kamu taklukkan adalah egomu. Ukur kemampuanmun dan follow your heart." Dengan demikian, kamu tidak akan terbawa hawa nafus berlari sekencang=kencangnya yang mengakibatkan kamu cepat Lelah dan dehidrasi juga cidera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline