Mungkin aku adalah salah satu mahluk Tuhan yang paling bodoh di muka bumi ini. Entah kenapa, aku selalu terjebak dengan permasalahan hutang dan pinjam meminjam. Ya, hutang disini, bukan berarti aku yang punya masalah hutang,ya. Melainkan orang-orang yang dekat samaku akhirnya bermasalah dengan hutang piutang denganku.
Meski sebenarnya, aku sudah cukup sering kena tipu dengan embel-embel "Pinjem uangmu. Ntar gue ganti. Nggak lama,kok." Dan aku pribadi pernah berjanji pada diri sendiri tidak akan mudah terbujuk rayu dengan pinjam meminjam. Tapi, lagi-lagi aku melanggarnya dan kena masalah lagi dengan hutang piutang.
Aku bukan orang kaya raya. Bukan yang banyak duit karena mudah meminjamkan uang. Tapi, terkadang, aku orang yang gampang iba. Orang yang suka tidak tega ketika orang, kerabat atau teman yang sudah kenal baik dan hubungan kekerabatan atau pertemanan sudah terjalin cukup lama, aku pikir bisa menjadi pegangan kalau pinjam meminjam tidak akan menjadi masalah.
Ternyata oh, ternyata aku keliru! Justru orang-orang terdekat lah yang akhirnya memanfaatkan "kebodohan dan ketidak tegaanku". Aku mengakui kalau aku bodoh dalam hal ini. Kenapa aku bilang demikian? Karena, meski sudah berkali-kali kena ranjau pinjam meminjam tapi aku tidak kapok juga. Kapoknya hanya sementara. Setelah itu kumat lagi menjadi manusia yang sok dermawan yang berakibat fatal.
Cerita soal hutang piutang. Ada ratusan juta uangku yang sampai saat ini entah bagaimana nasibnya. Karena hingga kini, aku masih keras berusaha menagih hutang dari orang-orang yang awalnya kerabat atau teman dekat ber-ending jadi tidak saling tegur sapa. Sudah faham kan? Orang yang punya hutang biasanya jauh lebih galak dari orang yang ngasih pinjem duitnya. Itu pun aku alami. Aku yang berderma menjadi kayak pengemis menagih uang sendiri. Janji seribu janji terlontar pun seakan sebuah kiasan yang terabaikan. Tidak ada rasa malu mengatakan,"nggak ada uang, gimana mau bayar?" edan!
Intinya, saat ini aku lagi-lagi tengah berjuang menyelamatkan uangku yang ada ditangan orang yang aku tolong demi membangkitkan usahanya yang hampir kolaps. Tapi, disaat bisnisnya mulai bangkit eh, uang malah nyangkut dengan sejuta alasan.
Masih nggak kapok juga, Ver?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H