Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Semangat Terus, Usia Hanyalah Sebuah Angka

Diperbarui: 30 Juli 2024   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paket JNE/foto dokpri

Siang tadi, seorang kurir pengantar paket berteriak dari depan pintu pagar rumah,"Paketttttt!!!". Seketika saya langsung keluar dari dalam rumah dan menghampiri si abang pengantar paket. Paket bungkusan berukuran sedang diserahkan pada saya. Terlihat jelas pada cover paket yang dikrim oleh jasa kurir JNE. 

Dibungkus dengan sangat rapi dan ditambah keterangan pada lakban lebar bertuliskan "FRAGILE, Handle with care."  Pertanda kalau JNE sangat peduli dengan keresahan konsumen jika barang yang mereka terima tidak dalam keadaan baik-baik saja. Oleh karena itu, JNE selalu memberi keterangan "handle with care".

Buru-buru saya Kembali masuk ke dalam rumah, mengambil gunting untuk membuka isi paket. Rasa penasaran masih begitu menghantui pikiran saya. Karena, seingat saya, tidak ada belanja online dalam hitungan minggu ini. Sebelum membuka, saya mengaktifkan kamera hape dan menyalakan video untuk merekam aktivitas unboxing saya. Konon katanya, merekam video saat unboxing menjadi salah satu kewajiban custumer sebagai barang bukti jika terjadi kesalahan saat belanja online, agar barang yang salah bisa dikembalikan alias retur. Bukan kesalahan pada jasa pengiriman JNE,ya.

Ketika bungkusan sudah terbuka, rasa kaget dan ekspresi gembira tidak bisa saya sembunyikan. Ternyata isi paket tersebut berupa sebuah medali yang dikirimkan dari pihak penyelenggara Pocari Sweat Run 2024. Kebetulan, tanggal 20 Juli lalu, saya mengikuti event race Pocari Sweat untuk kategori Half Marathon (21K) secara virtual. Seminggu setelah event berlangsung baru deh, medalinya dikirim.

Ada rasa bangga yang saya ucapkan untuk diri saya sendiri. Karena, saya masih bisa mengikuti event race Half Marathon  untuk yang kedua kalinya. Berlari sejauh 21K itu benar-benar nyata saya lakukan. Meski sudah menerima medali HM sebagai wujud nyata kalau saya dinyatakan berhasil menempuh garis finish dengan catatan waktu 2 jam 47 menit 47 detik.

 Tapi, terkadang saya sendiri masih tidak percaya kalau saya bisa dan mampu melakukannya. Karena, usia saya bukan lah muda lagi. Usia saya sudah memasuki setengah abad. Begitu banyak orang-orang terdekat saya meragukan kemampuan saya. Mereka sering mencela, meremehkan bahkan underestimate pada saya Ketika melihat saya berlari.

              "Ingat umur. Jangan dipaksa. Sudah tua! Nggak usah olahraga terlalu berat."

foto dokpri

Semua cemo'oh seperti itu hanya saya jadikan motivasi untuk penyemangat diri saya. Tidak hanya teman-teman, bahkan dari keluarga sendiri pun menganggap kalau olahraga berlari itu olahraga berat. Padahal semua olahraga bisa dilakukan sebatas kemampuan kita saja tanpa ada unsur paksaan dari siapa pun. Jika dilakukan dengan rasa gembira, maka semua akan baik-baik saja.

Saya mengakui, Ketika awal pertama mencoba berlari, ada rasa berat yang saya rasakan. Untuk mencapai 1 KM saja rasanya mau mampus. Nafas serasa mau copot. Detak jantung berpacu begitu kencangnya. Keringat mengucur pun kayak habis mandi tanpa handukan. Tubuh saya basah kuyup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline