Kutukan Sembilan Setan
Sebentar lagi film horror berjudul Kutukan Sembilan Setan akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia. Tepatnya tanggal 8 juni 2023 mendatang.
Film ini menjadi momentum bersejarah bagi gue. Karena, film ini diangkat dari kisah nyata yang gue alami bersama 6 orang teman saat liburan ke Gunung Bromo, sekitar tahun 2011 atau 2013 lalu. Maksud hati ingin bersenang-senang menikmati pemandangan indah berlatar belakang Gunung Bromo, ternyata justru menjadi bencana dan tragedi mencekam yang mungkin tidak akan pernah gue juga teman-teman lain lupakan seumur hidup. Karena, ketika menginap di sebuah penginapan (losmen tapi di film dirubah menjadi villa).
Kejadian menyeramkan di losmen tersebut sempat membuat gue dan teman-teman sangat ketakutan. Bagaimana tidak, losmen yang kami tempati benar-benar Angker. Parahnya lagi, penghuni losmen tersebut tidak hanya satu sosok mahluk tak kasat mata saja. Melainkan banyak. Ya, sepenglihatan gue ada 9 mahluk tak kasat mata. Mereka mengganggu kami satu persatu. Bahkan, gue yang awalnya bisa berinteraksi dengan mahluk-mahluk tersebut harus duel. Ya, benar-benar duel dengan sosok kuntilanak. Sosok perempuan berwajah seram itu tiba-tiba terbang dan sudah berada persis di depan mata gue, lalu mencekik leher gue sekencang-kencangnya sehingga gue susah bernafas.
5 orang teman yang awalnya tidak bisa melihat sosok-sosok tersebut saja sampai bisa melihat dan merasakan apa yang gue rasakan. Mulai dari benda-benda yang ada di dalam losmen tiba-tiba bergerak dan berjatuhan. Kain gorden bergoyang-goyang kayak bendera tertiup angin. Padahal saat itu tidak ada angin juga hujan. Suasana cukup tenang. Hanya saja, di dalam losmen beda. Kami merasakan hal-hal diluar nalar.
Bahkan, salah satu teman gue "ditempel" mahluk penghuni losmen sampai kami kembali ke Jakarta. Kalau diceritakan panjang kali lebar mungkin nggak kelar-kelar seramnya.
Setelah kejadian, gue menulis kisah tersebut di blog pribadi gue. Eh, tiba-tiba dibaca banyak orang dan membuat teman-teman penasaran. Lucky me, seorang produser juga tertarik untuk mengangkat kisah nyata gue tersebut ke layar lebar. Tentu gue senang dong. Hanya saja, ketika tim produksi menawarkan gue untuk ikut mengantarkan mereka ke lokasi kejadian (losmen), gue menolak karena gue trauma dan tidak mau datang kesana lagi. Bahkan, hingga saat ini, gue tidak tahu dimana letak dan posisi losmen tersebut. Karena menurut gue, losmen itu merupakan losmen hantu!
Penasaran seperti apa mencekamnya kejadian yang gue dan teman-teman alami? Tonton saja nanti film kutukan Sembilan Setan. Kalian akan merasakan apa yang gue rasakan. Ya, meski setelah diangkat ke layar lebar banyak cerita dan alur di beri bumbu agar terlihat semakan berkarakter dan bercerita.