Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Jangan Pernah Sepele BPJS Jika Tidak Ingin Isi Tabungan Anda Terkuras Saat Sakit

Diperbarui: 5 Maret 2023   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: tekno tempo.co

Sedikit bercerita tentang BPJS. Mungkin seluruh rakyat Indonesia tahu apa itu BPJS. Kalo nggak tahu, baiklah gue jelasin dikit. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jujur, sejak ada BPJS, gue sangat terbantukan dari segi kesehatan. Misalkan gue lagi sakit, gue langsung control ke Klinik atau kalau sakit gue tergolong parah, gue dirujuk ke Rumah Sakit terdekat yang bekerjasama dengan BPJS. Mengenai biaya selama berobat nyaris tidak ada. Ya, karena setiap bulannya gue rutin membayar iyuran yang hanya cuma Rp. 35.000 saja/kepala. Gue dan istri hanya bayar Rp. 70.000 saja. Bahkan, sejak ada BPJS, segala asuransi yang gue ikuti langsung gue tutup. Cenderung gue mengalami kerugian akibat salah kaparah oleh oknum-oknum yang menawarkan Asuransi kala itu. Agar tidak lupa bayar iyuran, gue langsung bayar pertahun. Jadi penghasilan dialokasikan sebagian untuk proteksi kesehatan lewat jalur BPJS.

Kembali ke BPJS, beberapa teman gue saat ini sedang mengalami masalah dengan kesehatan. Mereka sedang sakit (parah) dan harus berurusan dengan dokter dan Rumah Sakit. Sayangnya, 4 orang teman gue dengan latar belakang penyakit yang berbeda-beda ini, satu pun  tidak memiliki BPJS. Maksudnya bukan tidak memiliki sih, ya. Melainkan, mereka pemilik BPJS yang tidak taat alias tidak pernah membayar iyuran hingga bertahun-tahun lamanya. Alhasil, BPJS mereka tidak bisa dipakai disaat kondisi mereka sedang membutuhkan pertolongan dokter.

Lalu, dengan terpaksa mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya berobat yang dibayar secara mandiri. Bahkan ada yang nyaris tembus ke angka 100 juta biaya yang harus dikeluarkan. . Bayangkan,seandainya nominal tersebut dilunasi mmebayar tunggakan BPJS, mungkin kedepannya tidak akan mengalami kepanikan yang luar biasa. Harus cari pinjaman kesana kemari untuk biaya berobat ke RS.

Bahkan, gara-gara biaya yang melambung tinggi, 3 orang teman gue yang masih dalam status pengawasan dokter karena sakit keras yang dideritanya justru memilih berobat secara alternatif demi menghindari berobat ke RS yang harus mengeluarkan biaya semakin membengkak. Bukannya makin sembuh justru si penyakit semakin parah. Ya iyalah, penyakit yang seharusnya butuh penanganan ahlinya (dokter) kok malah dibawah ke ahli yang lain.  Menurut gue sih ini tindakan yang keliru.

Berawal sepele dengan BPJS akhirnya berakibat fatal untuk kesehatan. Bahkan, masih banyak manusia-manusia bodoh yang suka bertentangan dengan BPJS dengan alibi yang nggak masuk diakal. Rela mengorbankan nyawa demi egosentris-nya.

Kalo boleh jujur, gue justru berterimakasih dengan adanya BPJS. Gue banyak terbantukan selama memakai BPJS. Nggak muluk-muluk deh, Sebagai orang yang punya riwayat penyakit hipertensi, gue justru rajin ngontrol kesehatan dengan menggunakan BPJS tanpa khawatir berapa biaya yang harus gue gelontorkan.

Sekali lagi, yang namanya manusia pasti pernah atau akan mengalami yang namanya jatuh sakit. Baik itu diri sendiri atau keluarga. Kita juga tahu, biaya berobat itu tidak murah. Bahkan cenderung menguras isi tabungan. Jika ada lembaga yang bisa meringankan beban itu, kenapa tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya? Jangan buang uangmu sia-sia hanya karena kelalaian atau ke masa bodo-an anda akan fungsinya BPJS.

Salam sehat dan salam waras!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline