"Bukan Tidak Mau Menikah, Tapi Jodohku Dimana?"
Kemaren, temanku tiba-tiba menelpon dengan nada kesal. Tumben nih orang nelpon dengan emosi diambang batas kewajaran. Tidak seperti biasa kalau menelpon, dia selalu mengawali dengan suara tawa yang menggelegar dan pecah. Meski diawali hanya dengan tawa tapi geu sudah faham kemana arah obrolan kami kelak. Seperti ada kontak batin atau telepati, gue langsung menjawab dengan tawa yang pecah juga. Kemudian, kami tertawa berjamaah hingga hitungan beberapa detik baru deh obrolan dimulai. Biasanya, kalau diawali dengan tawa pasti berbuntut ke ghiba. Tapi, kali ini beda. Belum ada aba-aba "hello", dia sudah menyambar dengan umpatan demi umpatan.
"Kak Jill sehat?" Tanya gue bercanda ala-ala Kak Jill yang sempat viral.
"Gue lagi nggak bercanda, Ver."
"Kak Jill kenapa?" masih gue jawab dengan candaan.
"GUE BUKAN KAK JILL!!"
Hmmm, berati bener, dia sedang in the bad mood. Gue langsung mengurungkan candaan. Pasang wajah dan suara serius.
"Lo kenapa?"
"Kesal.."
"Kesal kenapa?