Sempat tertunda beberapa hari untuk mengisahkan perjalanan saya dan teman-teman mengeksplore pantai yang tidak kalah indah di Nusa Penida bagian Timur, dikarenakan kesibukan pekerjaan yang membuat saya sulit untuk mengetik kisah ini.
And, finally, saya punya waktu luang sejenak untuk berkisah.
Masih di Nusa Penida, keesokan harinya, tepatnya di hari kedua, saya dan teman-teman kembali melanjutkan penjelajahan ke bagian Timur Nusa Penida. Akhirnya saya baru faham, kenapa orang yang sudah pernah berkunjung ke Nusa Penida selalu mengatakan agar saya stay minimal dua hari disana, agar bisa mengeksplore semua keindahan pantai tersebut. Saya sempat berkeras hati,"kalau bisa satu hari kenapa harus dua hari?" dan ternyata pertanyaan saya terjawab sudah. Untuk menjelajahi satu pantai di bagian Barat Nusa Penida saja kita butuh waktu hampir satu harian. Belum lagi pantai-pantai lainnya. Bisa sampai malam. Belum lagi Pantai di bagian Timur. Jadi, wajar kalau kita harus bermalam minimal dua hari disana.
Maka, kami memutuskan stay 2 malam di Nusa Penida dan itu pun ternyata masih kurang puas. Tapi, at lease, saya bisa menjelajahi beberapa pantai disini yang namanya cukup kondang di jagad dunia maya.
DIAMOND BEACH
Pagi jam 8, usai breakfast, kami langsung tancap gas menuju Nusa Penida Timur. Lagi-lagi, keindahan sudah tampak nyata di depan mata ketika keluar dari bungalow. Sepanjang perjalanan mata dimanjakan dengan indahanya pesisir pantai Nusa Penida yang membiru. Langit cerah matahari ganas membuat keindahan itu seakan tidak nyata namun ada di depan mata. Tak henti-hentinya kami berdecak kagum akan indahnya view di depan mata.
Sama seperti ke Kelingling Beach, jarak yang kami tempuh ke Diamond Beach sekitar 30 -40 menitan. Waktu setengah jam itu sangat tidak terasa karena kami bener-bener menikmati perjalanan nan sepi serta pemandangan yang indah. Eh, sudah nyampe aja di area Diamond Beach. Motor kami parkirkan di tempat parki lalu kami menuruni akan tangga yang dibuat oleh warga setempat dari tebing kars yang tergantung berwarna putih (konon katanya, anak tangga itu dibuat oleh warga dengan mengikis tebing kars itu sehingga menjadi deretan anak tangga yang cukup instagramable.)
Sebenarnya harga tiket masuk di hari normal di bandrol Rp. 10.000, tapi, entah kenapa, hari itu tidak ada pemungutan tiket. Jadi kami cuma membayar parkir doang. Mungkin karena masih pandemi dan sepi pengunjung sehingga tidak ada petugas yang memungut retribusi.