Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Explore Nusa Penida di Masa Pandemi (Part 3) | Explore Broken Beach

Diperbarui: 7 Maret 2021   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:dokpri Very Barus

Om Swastiastu!

Setelah berjibaku mendaki dari bibir pantai Kelingking hingga ke menuju puncak bukit  bebatuan, akhirnya saya dan teman nyampe juga ke tempat pertama kali kami berdiri saat sebelum kami turun. Asli, capeknya poolll!!! Kebayang dong, siang terik nanjak bukit bebatuan persis kayak mendaki gunung. 

Saya yang sering naik gunung saja baru kali ini merasakan capeknya mendaki. Masalahnya, kami mendaki di siang terik matahari dengan persediaan air minum yang sudah tidak bersisa setetes pun. Nyaris saya hampir dehidrasi sangkin panas dan hausnya. Air ludah sendiri pun sudah nyaris kering sangkin tidak ada asupan air.  

Ini benar-benar pengalaman yang sangat berharga bisa menginjakkan kaki sampai ke dasar pantai Kelingking. Tapi, seandainya diajak lagi turun kesana, maka dengan sangat berat hati saya akan menjawab,"No, Thanks!" Cukup sekali saja, deh, merasakan letih yang teramat letih. 

Ya, meski kelelahan terbayar dengan keindahan, tapi, for the next time, saya tidak akan berniat turun lagi. cukup sekali aja deh, menikmati keindahan pantainya. Masih banyak pantai-pantai indah lainnya di Bali yang bisa dinikmati tanpa harus berjibaku berpeluh keringat darah naik turun bukit hanya untuk menikmati air pantainya..

foto: dokpri Very barus

Menuju Broken Beach

Setelah beristirahat beberapa saat dengan menghabiskan dua botol pocari sweat dan teh pucuk, rasa lelah pun berangsur-angsur hilang. Kemudian,  kami melanjutkan meng explore pantai lain yang ada di  bagian Barat Nusa Penida. Tujuan kami ke Broken beach. 

Ketika dilihat di google map, jaraknya tidak terlalu jauh. Kami pun menuju ke sana. Broken Beach  atau dikenal juga dengan nama Pasih Uug berada di tengah-tengah tebing dengan ketinggian 50-200 meter.  Asal air yang ada di pantai tersebut bersumber dari laut lepas yang masuk melalui hempasan ombak yang menerobos  melalui lubang atau terowongan pada tebing.

Lubang besar tersebut terbentuk karena abrasi air laut yang terus menghempas selama ratusan tahun sehingga terjadi kerusakan. Itulah sebabnya masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Pasih Uug atau pantai rusak. Sedangkan turis asing mentasbihkan Pasih Uug sebagai Broken beach alias pantai yang rusak. Terserah deh mau dijuluki apa yang pasti, pantai ini sangat indah sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline