Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Begitu Sulitkah "Stay at Home" Itu?

Diperbarui: 25 Maret 2020   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:dokpri

Sudah hampir dua minggu sejak diberlakukannya anjuran Stay At Home dan juga Work From Home (WFH) oleh pemerintah,banyak pesan-pesan singkat berseliweran di WAG dan juga sosmed yang rata-rata mengeluh akan situasi Stay At Home. banyak yang mengeluh, "Bosan!" atau "Jenuh!, mati gaya dll".

Semua keluhan karena mereka  tidak bisa pergi kemana-mana. Bahkan banyak juga yang memposting tempat-tempat wisata atau resto-resto yang menyajikan makanan menggugah selera. kemudian menulis Caption "Kangen tempat ini/kangen makanan ini). kemudian, sesama anggota di grup WA pun saling berbalas-balasan komen sambil mengirimkan foto-foto makanan atau tempat favorit mereka.

Sementara gue hanya senyum-senyum membaca komen-komen mereka, menghibur juga. kejenuhan di dalam rumah membuat akal sehat mereka tumpul dan khayalan liar mereka justru menguasai isi kepala mereka. 

Memang, dalam situasi yang  serba tidak pasti sejak merebaknya wabah virus  Covid 19 yang sedang mengincar banyak korban, kita semua dibuat serba kebingungan.

Berlama-lama tinggal di rumah ternyata tidak membuat manusia semakin kreatif atau akalnya semakin sehat, ustru sebaliknya. Mulai muncul rasa malas dan kejenuhan tingkat dewa. Bahkan, teman yang memiliki 4 anak mulai merasakan kewalahan menghadapi pola tingkah anak-anaknya. Ada yang minta ini dan itu membuat teman menjadi kehilangan batas kesabaran.

Lagi-lagi saya menyampaikan pesan kalau selama ini guru-guru mereka lah yang di repotkan oleh ulah anak-anak mereka. Sekarang mereka bisa merasakan seperti apa lelahnya para guru menghadapi puluhan murid dengan sifat dan karakter yang berbeda. Mereka juga aku anjurkan untuk berterimakasi pada guru-guru anak-anaknya atas kesabaran menghadapi tingkah anak-anaknya. 

Jika kita mengambil hikmah dari masa-masa sulit ini, kita bisa banyak belajar tentang hidup sesungguhnya. Dengan adanya wabah Covid 19, kita bisa merasakan seperti apa berada di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama.

Jika sebelumnya kita lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Kongkow dengan teman-teman hingga larut malam. Saat lelah dan ngantuk baru kembali ke rumah kemudian langsung tidur. Tidak pernah berinteraksi dengan intens dengan anak atau pasangan kita.

Keesokan harinya kita kembali beraktivitas dari pagi sampai larut malam. Kesibukan kita membuat kita lupa orang-orang terdekat kita yang membutuhkan perhatian kita. 

Dengan wabah Covid 19 ini juga kita diberi pencerahan bahwa ternyata hidup tanpa hedonisme juga bisa. tidak perlu berlama-lama hangout di kafe atau klub atau juga sibuk pamer sana sini dengan pelesiran ke berbagai objek wisata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline