Sekarang, gada yang pikirkan selain kita mengeluh setiap ada senggama dari luar, dari mentari hingga terbenam matahari kalut dengan beberapa ucapan semesta tentang kita. Gapapa, kamu masih manusia, kamu juga masih berhak mengeluh dengan kehidupan. Jika sekiranya kamu terlalu gampang rapuh, semua semesta juga tidak semua di ungkapkan, semesta mengerti. Tidak semua di genggam secara bersamaan, ada waktunya kita tidak bisa untuk itu, hi aku, kamu. Angan juga tidak semua dengan kata bisa. Ungkapkan, rasakan, kita juga masih kurang banyaknya. Tahu airmatamu juga tidak semuanya di bendung di mata indahmu, keluarkanlah. Kita rapuh juga manusia, tapi esok janji, kamu akan lebih baik lagii.
Segala keluh yang dideskripsikan oleh setiap kita manusia, toh sama saja. Punya rapuh yang tidak bisa di utarakan, tumbuh beserta kenangan yang harus di benahi untuk menjadi baik sebagai kamu.
Dear angkasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H