Dalam jumat aku kembali menjadi nyala
di ketiak gelap
di gang sempit itu, kulihat sepasang muda saling berkecup bibir
merah dadaku di bakar masa lalu
Tak akan kupersembahkan
sobekan tragedi yang menyumbat
Rindu untuk jadi cumbu
Aku berjalan menuju masjid
melewati kuburan demi kuburan
di ujung jalan, kutemukan percakapan diri
tumbuh jadi pohon di tanah dadaku
Aku berkaca pada kolam di halaman masjid
yang kutemukan langit mendung tak sempurna
janji terus kugigih, tapi terkadang tak tertagih
tiba-tiba aku ingin jadi ikan
mau nyemplung ke kolam
di sana tidak ada siapa-siapa
yang menunjukku
Aku menunggu matahari nyengir
dari atas kepalaku.