Lihat ke Halaman Asli

Best Practices Konseling Individu

Diperbarui: 26 Februari 2024   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam lingkungan pendidikan menengah, proses pembelajaran tidak hanya terbatas pada aspek akademis semata, melainkan juga melibatkan perkembangan pribadi dan kesejahteraan emosional peserta didik. Dalam konteks ini, peran konseling individu di sekolah menengah sangat penting untuk membantu peserta didik mengatasi berbagai tantangan dan mengembangkan potensi mereka secara holistik.

            Analisis situasi konseling individu di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi hal yang esensial untuk memahami dinamika kebutuhan psikologis dan emosional peserta didik. Setiap individu membawa latar belakang, pengalaman, dan tantangan unik yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Oleh karena itu, melalui analisis ini, kita dapat mengeksplorasi berbagai faktor yang memengaruhi kebutuhan konseling individu di SMA.

            Berbagai aspek seperti tekanan akademis, masalah interpersonal, pertumbuhan identitas, dan ketidakpastian masa depan menjadi titik fokus dalam analisis ini. Peserta didik di SMA menghadapi beragam tekanan dari lingkungan sekitarnya, dan melibatkan mereka dalam sesi konseling individu dapat menjadi langkah proaktif untuk mendorong pemahaman diri, membangun ketahanan mental, dan mengatasi tantangan dengan lebih efektif.

            Saat ini, dengan perubahan dinamika sosial dan perkembangan teknologi, peserta didik SMA juga menghadapi tekanan yang berkaitan dengan penggunaan media sosial, pilihan karir yang semakin kompleks, dan berbagai isu kehidupan modern lainnya. Analisis situasi konseling individu di SMA perlu mencakup pemahaman mendalam terhadap perubahan ini agar dapat memberikan dukungan yang relevan dan kontekstual.

            Melalui pemahaman lebih lanjut terhadap situasi konseling individu di SMA, diharapkan para konselor dan pendidik dapat merancang program konseling yang lebih adaptif, responsif, dan terfokus pada kebutuhan kesejahteraan peserta didik. Dengan demikian, proses pembelajaran di SMA dapat menjadi lebih holistik, membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara emosional  dan siap menghadapi tantangan hidup

            Dari berbagai permasalahan peserta didik terdapat satu permasalahan yang menarik pada konseli dengan kode 23.X4.AS merasa belum bisa beradaptasi dengan kelurga, karena selalu dibandingkan dengan adik sepupu oleh nenek dan kakeknya sendiri, apa karena orangtua dan dirinya masih menumpang dirumah nenek, dan ayahnya belum punya penghasilan yang tidak tetap, karena merasa dibedakan dari adik sepupunya sendiri oleh neneknya itu maka timbul perasaan kurang nyaman dirumah itu, dan merasa nenek dan kakeknya kurang menghargai apa yang sudah dilakukan oleh orangtuanya.

            Hal ini mendorong konselor memberikan layanan pada konseli agar mampu merubah cara pandang pada dirinya dan orang lain, bagaimana memahami permasalahannya dan membantu konseli menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya, dan mampu melaksanakan solusi terbesut dengan kesadaran penuh tanpa adanya paksaan dan tekanan dari konselor.

Tujuan Layanan:

Pengenalan    : Agar konseli dapat meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan hal positi (C6)

Akomodasi   : Agar konseli menguabah perilaku minder menjadi rasa percaya diri (A5)

Tindakan       : Membantu konseli beradaptasi dengan keadaan diri dan lingkungan (P4)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline