Lihat ke Halaman Asli

Berkaca pada Bening Embun

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deras hujan sibakkan selimut mimpiku
Kupas kesadaranku di sudut pagi buta
Telanjangi jiwaku yang tak punya malu
Mengembara di lebatnya rimba nista
.
Derai air mata simbahi kedua pipi
Kuliti setiap lapis penutup kelakuan
Lalu berkaca pada bening embun pagi
Hadirkan rasa hina lahirkan penyesalan
.
Bukan keindahan sikap dan perbuatan
Sebab insan menghormati keberadaan
Namun ketulusan kasih sayang Tuhan
Berkenan tutupi aib dan kekurangan
.
Jika noda dan dosa berbau tak sedap
Masihkah mereka mau mendekati kita
Bila salah dan khilaf beraroma pengap
Masihkah mereka mau menerima kita
.
Bergegas lepaskan topeng kepalsuan
Hilangkan muasal nafsu keserakahan
Biarkan tetes rinai sisa hujan semalam
Mandikan batin kembali pada kesucian
.
Hanya kebenaran sebagai pegangan
Penuntun tulus bakti dan pengabdian
Luruskan niat dalam setiap langkah
Semoga Dia mencatat sebagai ibadah
.
Hanya ketaatan sebagai penyelamat
Hiasi masa tersisa sepenuh manfaat
Sebening embun pagi sarat kemuliaan
Indahkan pancaran cahaya kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline