Lihat ke Halaman Asli

Bara Taufik Pribadi

Mahasiswa Geofisika Meteorologi IPB

Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi IPB University Mengenalkan Konsep Komposting Berbasis BSF dan Biopori kepada Warga Cilendek Timur

Diperbarui: 3 Oktober 2022   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Program Peningkatan Kapasitas Ormawa HIMAGRETO IPB Tahun 2022 (dokpri)

(Bogor, 25/9/22) Tim Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPKO) Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto) IPB University memperkenalkan konsep komposting menggunakan lalat black soldier fly (BSF) dan biopori kepada warga RW 05 Kelurahan Cilendek Timur, Kota Bogor. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh warga terutama pengomposan bahan organik menggunakan larva lalat BSF karena memang merupakan hal baru. Antusiasme warga terhadap pembuatan biopori juga tinggi meskipun warga RW 05 sudah tidak asing lagi dengan biopori ini. Bahkan terdapat beberapa warga yang aktif berbagi informasi dan pengalamannya terkait biopori sehingga dalam kegiatan terjadi interaksi aktif dua arah.

Serah terima pemberian alat komposting dan biopori (dokpri)

Kegiatan ini diawali dengan penjelasan umum dan diskusi terkait kegiatan yang akan dilaksanakan. Kemudian kegiatan dilanjut dengan praktik langsung di lapangan yang dimulai dengan pengenalan bak komposting larva BSF. Dalam praktik pengomposan tersebut larva lalat BSF dimasukkan dalam bak komposting kemudian dimasukkan pula bahan-bahan organik sisa sampah dapur dan sampah organik di sekitar lingkungan RW 05. Komposting ini menggunakan sistem ____ . Kelebihan dari sistem ini adalah____. Hasil dari komposting ini antara lain larva lalat BSF yang dapat dijadikan pakan ternak, pupuk organik cair (POC), dan kompos kering.

Proses komposting dengan maggot (dokpri)

Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan biopori di lingkungan RW 05 yang sering tergenang ketika hujan lebat. Warga dan tim PPKO Himagreto langsung menuju titik-titik lokasi yang sering tergenang air hujan dan berpotensi banjir. Terdapat 5 titik lokasi yang sebelumnya telah ditentukan warga. Pembuatan lubang biopori ini diawali dengan pengeboran menggunakan bor ulir yang telah disediakan tim PPKO Himagreto sedalam 50cm, kemudian dimasukkan paralon yang sebelumnya diberi lubang-lubang, selanjutnya dalam paralon tersebut dimasukkan bahan-bahan organik dengan tujuan menarik dekomposer atau mikroba dalam tanah yang nantinya akan membuat pori-pori di dalam tanah, langkah terakhir adalah menutup paralon dengan tutup paralon yang sudah dilubangi juga. 

Warga sedang membuat lubang resapan biopori (dokpri)

Kegiatan ini ditutup dengan ramah tamah bersama warga, serah terima alat biopori dan bak komposting, serta foto bersama.

Proses pembuatan lubang biopori (dokpri)

Warga menerima alat komposting (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline