Lihat ke Halaman Asli

Bang Bara

Blogger Ideologis

Komunisme Bukan Ancaman?

Diperbarui: 19 Agustus 2015   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tanggapan terhadap pendapat Alfian tanjung dan Prof Usman Pelly)

Di tengah mencuatnya wacana rencana permintaan maaf oleh Presiden Jokowi saat peringatan 17 Agustus tahun ini kepada para keluarga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional, yang rancangan undang undang (RUU)-nya dibahas di DPR RI, banyak Intelektual Indonesia yang mulai sibuk membaca peta kekuatan politik komunis. Karena dengan momentum ini dikhawatirkan gerakan komunisme akan rengkarnasi.

 

Diantara banyaknya intelektual yang menyoroti, penulis fokus pada uraian Prof Usman Pelly dalam opininya di harian waspada senin 6 Juli 2015 dengan judul, “Membaca Wajah Komunisme Gaya Baru” dan Alfian Tanjung dalam berbagai pernyataannya di media akhir – akhir ini.

 

Meluruskan makna

Dalam pandangan Prof Usman Pelly bahwa ada perbedaan falsafah Pancasila dengan komunisme – sosialisme. Perbedaan falsafah ini yang dianggab sebagai dasar teoritis penolakan pada gerakan komunisme di Indonesia.  Menurutnya, Pancasila berfalsah nasionalisme – religius sementara komunisme-sosialisme dan kapitalisme berfalsafah materialisme. Jika falsafah itu dilihat dari penelusuran struktural asal hakekat dan akhir dari segala sesuatu bahwa Komunisme Sosialisme adalah materialisme. Sementara  Pancasila dengan Falsafah Nasionalisme Religius dinilai asal dan akhirnya dari tuhan. inilah dasar teoritis bahwa Komunisme bertentangan dengan Ideologi Negara ini yakni, Pancasila.

 Sementara itu, menurut Syekh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Nizhamul Islam, Ideologi adalah pemikiran mendasar  tentang kehidupan darimana asal, aturan/pengabdian dan tujuan kehidupan ( Aqidah Aqliyyah) yang melahirkan sebuah system yang memiliki metode penerapan.

 Berdasarkan definisi di atas, komunisme dan kapitalisme masuk sebagai ideologi. Sosialisme itu akidahnya komunisme ; asal muasal hidup dari materi, hidup pengabdian materi dan akhir dari hidup adalah materi. Dengan metode penerapannya adalah dialektika materialisme.

 Sementara itu kapitalisme adalah system ekonomi yang lahir dari akidah sekulerisme. Dengan pandangan asal muasal hidup dari pencipta (Allah), hidup ini untuk meteri, dan akhir dari hidup menuju pencipta. Dengan metode penerapannya adalah imprealisme.

 Bagaimana Pancasila menjawab definisi ideologi di atas? Jawabannya tidak bisa. Sehingga, membenturkan falsafah Pancasila dengan dua ideologi kapitalisme dan sosialisme adalah sesuatu yang tidak tepat karena tidak sejajar. Jikapun pancasila di tarik dengan teori asal – akhir adalah tuhan, maka pancasila minus jawaban hidup ini untuk pengambdian pada tuhan mengikuti aturan tuhan. Atau kalaupun dipaksa dikatakan bahwa pengabdian pada tuhan tetap diakui dilihat dari komposisi 5 sila Pancasila, berarti mengakomodir semua peraturan tuhan (apakah dari Islam, Kristen, budha, hindu dll). Ini  sama sekali bertentangan dengan realitas Islam itu sendiri yang berpandangan Islam agama yang benar dan selainnya adalah salah. Sebagaimana agama lain juga mengatakan demikian. Bagaimana kemudian kebenaran dan kesalahan itu bisa di satukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline