Lihat ke Halaman Asli

Efek Media terhadap Kebijakan Publik

Diperbarui: 4 November 2016   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dapat dikategorikan sebagai berikut : mengidentifikasi isu dan setting agenda untuk mengambil kebiljakan, mempengaruhi sikai dan nilai ke arah isu kebijakan, Mengubah perilaku voter atau pemilih,/ dan pengambil keputusan

Policy effects (pengaruh-pengaruh kebijakan), kebijakan membentuk opini publik lebih sering dibanding opini membentuk kebijakan karena beberapa alasan. Yang pertama, beberapa orang mempunyai opini bahwa mereka meragukan kebijakan para pembuat kebijakan. Kefua, opini publik sangat tidak stabil, hal ini dapat dirubah dalam beberapa waktu sebagai jawaban atas peristiwa yang dimunculkan oleh para pemimpin. Ketiga, para pemimpin tidak mempunyai persepsi yang jeas tentang opini massa, kebanyakan komunikasi yang diterima oleh para pembuat kebijakan adalah dari para elit lainnya, yaitu para pembuat berita. Kualitas opini dapat dikondisikan dan dapat pula dibayar dengan kata lain tidak murni. Oleh karenanya pada negara demokratis, opini publik membentuk kebijakan publik.

Kekuatan media adalah kekuatan yang besar berasal dari kontrol terhadap media massa masyarakat. Media berperan baik sebagai pemain maupun sebagai wasit pada permainan politik. Misal Abu Rizal Bakri dengan TV One-nya, Surya Paloh dengan Metro TV-nya, dan Harry Tanoe dengan MNC groupnya. Media menentukan apa yang dibicarakan seseorang dan memikirkan tentang tirani dan laiin-lain. Yang seharusnya dapatlah media bersikap netral dalam memberitakan, dalam hal ini bertindaklah sebagai wasit. Akibatnya banyak sekali muatan kepentingan para pemain ini mendompleng peran media sebagai pemain. Kebanyakan para pemain politik memiliki media.

Sistem politik mentransformasikan tuntutan yang muncul dalam lingkungan ke dalam kebijakan publik literatur tradisioanal dalam politik menginstruksikan bahwa karakteristik sistem politik, khususnya kompetisi dua partai politik dan partisipasi pemilih memilih pengaruh langsung terhadapa kebijakan publik. Kebanyakan korelasi antara variabel sistem politik san ukuran kebijakan publik adalah suatu produk dari fakta bahwa sumber daya ekonomi membentuk baik sistem politik maupun kebijakan publik. Kebijakan akan mengarah yang mengarah atau menguntungkan yang mayoritas. Apabila mengarah pada yang bukan mayoritas maka akan menimbulkan konflik. Orang dapat berhasil karena kebijakan namun orang dapat masuk penjara juga karena kebijakan, oleh karenanya kebijakan pubik merupakan keterampilan (skill).

Berikut model yang menghubungkan sumber daya ekonomi, karakteristik sistem politik ( kompetisi dan partisipasi) dan kebijakan publik:

  • Model kompetisi politik, model sistem paling awal dalam kebijakan negara bagian adalah model kompetisi politik. Sumber daya ekonomi dipengaruhi kompetisi dan partisipasi lalu menghasilkan kebijakan publik.
  • Model sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi dapat masuk ke kompetisi dan partisipasi maupun ke kebijakan publik.
  • Model campuran, sumber daya ekonomi membentuk kebijakan punlik baik secara langsung mautidak langsung dengan mempengaruhi kompetisi dan partisipasi yang pada gilirannya mempengaruhi kebijakan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline