Lihat ke Halaman Asli

Seluk Beluk tentang Madura

Diperbarui: 25 Oktober 2016   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Madura merupakan nama sebuah pulang di sebelah timur pulau jawa yang dihubungkan dengan jembatan suramadu. Pulau madura terdiri dari empat kabupaten yakni sumenep, pamekasan, sampang, bangkalan. Pulau madura dihuni oleh suku madura yang memiliki kebudayaan dengan pengaruh islam yang kuat. Suku madura terkenal dengan gaya bicara yang ulet dalam bekerja, dan memiliki harga diri yang tinggi.

Sejarah tanah madura tidak lepas dari kejadian yang terjadi di jawa, dimulai dari perjalanan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di Madura pada abad 13 dimana disebutkan tadinya pulau madura dan jawa tadinya bersatu. Arya Wiraraja merupakan adipati pertama yang diangkat oleh raja Kertanegara dari kerjaan Singasari. Pemerintahannya terletak di Vatuputih, Sumenep.

Suku Madura pada dasarnya adalah suku yang gemar merantau karena kondisi tanah yang tidak subur. Di daerah penantauan seperti jawa, Kalimantan, sumatera, orang madura kebanyakan berdagang di sector besi tua atau jenis logam seperti alumunium dan tembaga, makanan seperti sate madura maupun soto madura, serta pangkas rambut. Beberapa orang madura juga sudah ada yang berhasil menjadi, teknokrat, birokrat, menteri, atau pangkat tinggi di POLRI seperti Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti.

Beberapa objek wisata yang ada di Pulau Madura seperti Museum Keraton Sumenep, Keraton Sumenep, masjid Jami’ Sumenep, Kota Tua Kalianget, rumah adat tradisional Tanean Lanjhang dan benteng VOC Kalimo’ok di kalianget. Objek wisata alam yang yaitu Pantai Lombang, Pantai Slopeng, pulau kangean, pulau sapudi, pantai camplong, bagan si api-api tak kunjung padam.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa madura yang merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia sehingga memiliki kesamaan dengan bahasa daerah lain terutama bahasa jawa. Bahasa madura memiliki pelafalan yang unik seperti pada konsonan b, d, j, g, jh, dh, dan bh serta vocal a, I, u e, ə, dan o. Lalu bahasa madura meiliki tiga tingkatan bahasa yaitu enje’ iye digunakan untuk sesama umur, enggi enten digunakan untuk orang yang lebih tua, serta enggi bunten yang digunakan untuk orang tua dan yang sangat dihormati. Begitu juga dialeknya masih terbagi dalam lima dialek yaitu bangkalan, sampang, pamekasan, sumenep, kangean.

Mayoritas masyakat madura adalah penganut islam, hampir 100%, bahkan dapat dikatakan suku madura yang tinggal di madura seluruhnya adalah penganut islam. Di madura terdapat banyak pondok pesantren dengan santri hingga ribuan, salah satunya yang terkenal yaitu pondok pesantren Al Amin di Prenduan Sumenep. Pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat madura karena pesantren selain tempat untuk mengajarkan agama islam namun kiprah dalam kehidupan social masyarakat madura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline