Lihat ke Halaman Asli

Meski Presidennya Hebat seperti Jokowi dll., kalau Rakyatnya Begajulan?

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Temanku pernah beranekdot, katanya, "Ngatur 1000 orang korea, lebih mudah ngatur 1 orang Indonesia." Saya mengetawakan anekdotnya tersebut. Sedikit mengiyakan dalam hati, "Benar juga, emang orang Indonesia itu bandel-bandel."
.
Ketika naik sebuah kapal ferry, saya berkenalan dan sempat berbincang dengan seorang Kepala Desa. Kami berbicara soal kebangsaan. Beliau menceritakan pengalamannya sebagai Kades, uneg-uneg beliau yang paling berkesan adalah beliau mengeluhkan tentang perilaku warganya yang bandel, dan mengarah sikap hidup tak mau maju dan berkembang.
.
"Mengapa?" Tanyaku heran.
.
"Pemerintah itu sudah baik membuat program untuk rakyat. Seperti program bantuan pemberian modal cuma-cuma, bibit padi cuma-cuma, pupuk cuma-cuma, alat-alat bengkel untuk perbengkelan, dan lain-lain. Namun, setelah diberi bantuan, si penerima bantuan malah menyelewengkannya. Tidak mengikuti apa yang dikehendaki pemerintah terhadap bantuan tersebut, yakni supaya si penerima mengembangkannya."
.
Di negara-negara maju. Program pendidikan mereka selain menekankan ketahuan siswanya akan suatu ilmu, juga ditekankan untuk berperilaku taat hukum dan bertanggung jawab. Beda sekali dengan Indonesia, pendidikannya lebih mengarah ke arah ketahuan akan ilmu, lebih parah lagi ditunjang nilai sebagai tolak ukur kepintaran seseorang.
.
Coba kita otak-atik tentang kepemimpinan dan rakyat sebuah negara.
.
1. Presidennya hebat dan rakyatnya hebat.
.
Hasilnya? Pasti hebat. Orang luar yang memandang akan menilai dengan berkata, "Negara itu Hebat euui."
.
2. Presiden tak hebat dan rakyatnya hebat.
.
Hasilnya, insya Allah, energi positif yang dimiliki rakyat akan memberi nilai positif kepada presidennya. Presiden akan terpengaruh kehebatan rakyatnya.
.
Orang luar yang memandang akan menilai dengan berkata, "Meski negara itu presidennya biasa-biasa saja, tapi rakyatnya hebat, taat hukum, tak membuat kriminal."
.
3. Presiden Hebat, rakyat tak hebat.
.
Hasilnya? Pasti hasilnya adalah energi negatif yang dimiliki rakyat akan mempengaruhi presiden membuat keputusan negatif.
.
Orang luar yang memandang akan menilai dengan berkata, "Presidennya hebat, tapi sayang rakyatnya begajulan, kasihan presidennya susah payah ngatur mereka.
.
4. Presiden tak hebat dan rakyat tak hebat.
.
Wah ini tak usah dibahas hancaur abis.
.
Jadi meskipun sebuah negara dipimpin oleh presiden hebat sekalipun atau diturunkan malaikat dari langit, niscaya tidak akan mampu mengatur rakyatnya yang begajulan.
.
Begajulannya adalah suka ngutang, suka mengonsumsi narkoba, suka melihat hal-hal negatif di televisi, suka berangan-angan kaya, suka melanggar aturan, suka saling menghina, suka saling merendahkan, suka boros prilaku konsumtif, masing-masing pemeluk agama sudah jauh dari ajaran agamanya, dan lain-lain.
.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline