Penulis: Ibrahim Suryandana Putra, Mira Ndaru Pertiwi, Wulan Budi Asmoro, Viki Azrhori C, Purbo Anggoro
Program Studi S1 Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275
Sturnus contra atau yang sering dikenal dengan Jalak Suren merupakan salah satu spesies jalak yang banyak ditemukan di Benua India dan Asia Tenggara. Spesies ini hidup dalam kelompok kecil dan sering ditemukan di dataran rendah. Burung jalak suren tergolong menjadi lima subspesies yang memiliki bulu yang bervariasi. Burung jalak suren termasuk dalam LC atau resiko rendah di IUCN. Di Indonesia pada tahun 70-an, burung jalak suren banyak dijumpai secara liar di Pulau Jawa. Namun populasi burung ini berkurang drastis yang disebabkan karena penggunaan pestisida yang berlebihan oleh penduduk Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencegah kelangkaan maupun kepunaah spesies burung jalak suren ini, pada saat ini burung jalak suren sudah banyak dilakukan penangkaran dan dikembangbiakkan.
Burung Jalak Suren merupakan salah satu unggas famili Sturnidae dengan nama ilmiah (Sturnus contra) yang memiliki ukuran tubuh dewasa sekitar 24 cm dengan berat tubuh sekitar 75 sampai 100 gram. Burung jalak suren memiliki ciri-ciri yaitu memiliki bulu berwarna hitam dan putih, iris mata berwarna abu-abu, kulit tanpa bulu di sekitar mata berwarna jingga, paruh merah dengan ujung berwarna putih, kaki berwarna kuning, dan bentuk sayap yang agak bulat.
Burung jalak suren kebanyakan mencari makan di atas tanah seperti cacing dan satwa kecil lainnya. Dari segi fisik, terdapat perbedaan antara burung jalak suren jantan dan jalak suren betina.
Adapun perbedaan burung jalak suren jantan dengan jarak suren betina berdasarkan fisiknya yaitu urung Jalak Suren jantan memiliki bentuk tubuh lebih besar, panjang dan terlihat lonjong daripada jalak suren betina. Pada bagian bulunya juga terdapat perbedaan, diantaranya yaitu bulu burung jalak suren jantan tampak lebih mengkilap dan cerah dibagian kepala, dada, dan juga punggung.
Ekor bulung jalak suren jantan pun juga lebih panjang dengan posisi bulu-bulu yang lebih menyatu. Pada bagian perut jalak suren jantan memiliki warna putih dan tampak lebih bersih daripada jalak suren betina. Selain dari bentuk fisik, perbedaan jenis kelamin burung jalak suren dapat dilihat dari suara kicaunya. Burung jalak suren jantan memiliki kicauan yang lebih nyaring, lantang, dan bervariasi daripada burung jalak suren betina.
Oleh karena itu, banyak suara burung jalak suren jantan sering dijadikan masteran burung fighter. Selain itu, burung ini juga mempunyai kecerdasaan yang tinggi sehingga lebih mudah memahami suara masteran dan mudah dijinakkan. Burung jalak suren juga mampu untuk meniru suara manusia, kemampuan ini membuat burung jalak suren populer sebagai burung peliharaan maupun perlombaan.
Dengan melihat hal tersebut, banyak pecinta burung yang membeli burung jalak suren dengan harga cukup tinggi untuk dipelihara dan mengikuti perlombaan. Burung Jalak suren ini juga dianggap menguntungkan bagi petani sebab burung ini memangsa serangga yang dapat merusak panen di lahan pertanian.
Burung jalak suren merupakan burung omnivora atau pemakan segala baik dari hasil tumbuhan biji dan buah hingga serangga. Oleh karena itu, pemeliharaan burung jalak sangat mudah dalam pemberian pakan. Pakan Burung jalak suren sangat mudah ditemukan yang dapat dijumpai di toko penjual pakan, pakan tersebut berupa voer, pisang kepok, pepaya, kroto, jangkrik serta serangga hidup lainnya. Pemberian pakan jalak suren dibedakan menjadi 2 yaitu pemberian pakan anakan jalak dan jalak dewasa.
Saat anakan pakan yang diberikan berupa voer yang telah dihaluskan dan diseduh dengan air hangat agar lebih mudah untuk dicerna, pemberian pakan dapat menggunakan spuit sedikit demi sedikit. Pemberian pakan dilakukan setiap 1 jam sekali dan dikurangi secara bertahap sampai Jalak Suren bisa makan sendiri.