Lihat ke Halaman Asli

Kang Im

Penulis lepas

Tenggelamnya Nalar Sang Penyintas

Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika sang surya meredup kutapaki jalan gelap berliku

Meraba dan mengusap agar kukenal material alam untu menuju jalan pulang

Dan sepertinya angin semilir menemaniku dan menggaungkan suara petunjuk

Seolah menerka aku adalah domba yang tersesat jalan

Belantara bentang alam ini tidak seberapa menyurutkanku, tapi belantara hati ini ternyata lebih kelam dan lebih lebat

Terantuk dan terjatuh dalam kelana panjang  perjalanan berkali kulalui

Sampai saat kadang terjerembabnya ketika terjatuh merasakan sakit yang perlu waktu untuk membiaskannya

Bahkan sang nalar yang jadi pemanduku mengaku menjadi rapuh karenanya

Tapi sepertinya rasa sakit itu perlahan menghentakkan obat secara perlahan

Menggerakkan tanpa aturan dan perintah seperti saat sang nalar membimbingku

Tapi bisakah aku bisa melihat tanpa mata dan mendengar tanpa kuping

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline