Lihat ke Halaman Asli

[RAMEN] Terima Kasih Sahabat Ajaibku

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1326203618631605806

Kala itu aku terbangun dengan hentakan tubuhku sendiri Bagaimana bisa, tidur menyulapku mengingat masa lalu Mimpi..... Aku tahu itu biasa Namun mimpi itu tidak biasa.. Dia, dia lagi di mimpiku Membuat hati tercengang & bertanya Ada apa sebenarnya.. Ku biarkan kau berada di luar lingkaran Ku biarkan memori di otak ini melupakan Ku biarkan hati ini terbalut hari demi hari Ku biarkan & ku biarkan saja... Biarkanlah Tuhan yang menjemput takdir kita Aku tak mau memaksa Biarlah DIA yang memaksa kita bersama Karena aku tak mau & tak ingin berharap lagi.. Aku lelah pada teka-tekiku Aku lelah pada firasatku Aku lelah terus mengingatmu Aku lelah.... Ya Tuhan kalau ini dosaku tolong maafkan aku Ya Tuhan kalau aku terlalu lancang tolong maafkan aku Ya Tuhan kalau masih ada waktu kembalikanlah dirinya ke jalanMu Ya Tuhan...Tolong dan tolonglah Namun,  ketika sahabat ajaib ku berkata: Maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala, dan menitipkan sebuah doa yang penuh harapan untuk hari esok.” Ya, aku sadar.... bahwa aku adalah arsitek kehidupan ku. bahwa aku adalah semangat yang tidak pernah reda. Terima kasih sahabat ajaib ku, engkau adalah pelita ketika aku tertidur :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline