Lihat ke Halaman Asli

[Tes RAMEN] Untuk Keluarga Ajaibku

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keluarga  Ajaibku Ada kalanya aku dipeluk erat olehmu Ada kalanya aku dikasihi bukan dikasihani Ada kalanya aku diberi namun bukan berarti aku pengemis Ada kalanya aku ditolong mereka karena memang mereka penolong sejati Ada kalanya aku disayang karena aku juga penyayang Ada kalanya aku dijatuhkan karena aku tak pantas untuk menjadi angkuh Ada kalanya aku tersungkur karena aku butuh bangun tegap dan berdiri Ada kalanya aku diuji karena aku harus lebih dewasa dari hari ini Ada kalanya aku ditinggal karena aku tak pernah meninggalkan Ada kalanya aku terlambat karena aku telat memainkan peranan Ada kalanya aku marah karena aku termakan emosi Ada kalanya aku kosong Karena tak diisi Ada kalanya aku dibenci karena tak mungkin semua manis kepadaku Ada kalanya aku tak dimengerti karena aku terlalu berangan tinggi Ada kalanya aku dipandang sebelah mata karena mereka tak paham siapa aku Ada kalanya aku terlalu menjaga jarak karena aku takut mereka menyakiti aku Ada kalanya aku salah karena aku manusia biasa Ada kalanya aku ingin diajarkan karena aku tetaplah murid di kehidupan ini Namun, Aku tersadar bahwa hidup ini adalah sebuah pembelajaran Aku dulu yang berbuat salah bisa menjadi lebih baik sekarang Dulu itu ya dulu Sekarang ya sekarang Siapa yang bisa menghakimiku? Aku tak ingin terlalu sempit memainkan sel-sel otakku Aku tak ingin terlalu sesak dalam sebuah ruangan hampa Aku ingin memperluas kaca mataku akan kehidupan. Manusia tanpa dosa adalah malaikat maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala, dan menitipkan sebuah doa yang penuh harapan untuk hari esok…” Ada kalanya aku memeluk keluarga  ajaibku Ada kalanya mereka butuh kasih sayangku juga Karena mereka terlalu manis untuk disia-siakan. Karena mereka yang abadi Teman hidupku kamu-kamu semua Siapa yang ku anggap belahan jiwa ternyata sering menghilang tak berjejak Jadi, siapa itu belahan jiwa? Apa kamu punya persepsi sendiri? Lewat bait-bait ini, aku ingin memberi sebuah ucapan sayangku untuk kalian Terimakasihku keluarga  ajaibku Telah menjadi kawan yang tiada henti membesarkan hatiku di kala hati ini mengempis Di kala jiwa ini takut menghadapi kenyataan Di kala aku takut awan hitam menyambangi hidupku Pelukku akan siap untuk kalian Kapanpun, di manapun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline