Saat upacara bendera sudah mulai ditinggalkan, dan reformasi membuat tatanan lambang-lambang negara jungkir balik, Mommy, Istri Kepala Desa Rangkat, secara mendadak mengajukan usul agar diadakan upacara bendera di lapangan Desa Rangkat. Kepala Desa, Yayok menjawab dengan singkat : "Your idea is my order honey !". Segeralah, pak Kepala Desa menyuruh adiknya, Paman Tani, Airf, untuk melalukan kontak dengan Triansyah, komandan hansip. Sedangkan Uleng Tepu segera melakukan koordinasi dengan Miss Rochma, untuk mengatur susunan pasukan Upacara Dadakan Tersebut.
Upacara Bendera di Desa Rangkat (Sumber: www.google.com)
Peserta Upacara meliputi staf Pimpinan Desa, BPD dan Bintara Pembina Desa, murid-murid sekolah yang dibimbing oleh guru masing-masing seperti Miss Rochma dari MTs Desa Rangkat dan Pak Odi dari SMK Pertanian Desa Rangkat, sedangkan Dr. Johan Wahyudi, lebih tertarik untuk membina murid SD di SD Rangkat. Ada pun Uleng Tepu memimpin murid TK dan PAUD serta Mas Hikmat Nugraha memimpin regu anak-anak TPQ dan Majelis Taklim. Airf sendiri, sebagai Paman Tani, memimpin regu petani.
Petani Desa Rangkat (Sumber : www.Google.com)
Inilah Pidato sambutan Bapak Kepala Desa dalam Upacara Tersebut :
Assalamu'alaikum WR WB
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Sebagaimana kita ketahui, telah terjadi musibah Tsunami di Kepulauan Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah yang telah memakan korban. Sebelum pulih duka kita, ternyata musibah datang kembali dan akan terus berdatangan sebagai dampak dari ketidakseimbangan alam dan Global Climate Exchange.
Upacara ini diadakan, atas inisiatif Mommy, agar seluruh warga desa melakukan renungan bersama. Sebab musibah akan menimpa siapa saja dan semakin lama, intensitas makin meningkat, sehingga perlu kesiapan lahir batin. Inilah uniknya kepemimpinan di Desa Rangkat, walaupun budaya lokal cenderung tersingkir, namun sebagai Pewaris Adat, Mommy diberi keleluasaan sepenuhnya oleh Bapak Kepala Desa untuk memunculkan kearifannya.
Innaa Lillaaahi wa innaa ilaihi roji’un …. semoga hikmah di balik musibah dapat kita tangkap .. mengoreksi diri … meninggalkan yang goyah .. membangun bangsa yang lebih tangguh …
semoga kesetiakawanan dan persaudaraan … menyingkirkan iri dan dengki …. biarlah fir’aun dan qorun kaya harta …. selama kita kaya hati … materi akan datang sendiri …