Lihat ke Halaman Asli

Sungguh Aku Tidak Merindukanmu

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Salju masih pelahan turun ketika aku enggan untuk pulang, karena rumah itu tidak beda dengan tempat dimana aku duduk kini, tanpa sesiapa.

Malam dengan cepat menyelimutkan gelapnya, menutup putih hamparan salju tapi bagiku tiada bedanya, karena waktu tidak bermakna tanpa sesiapa yang hanya bisa aku rindukan.

Kekalahan selalu aku tunda, berharap tangan waktu akan membawaku pada kebaikan baru, hanya merayapi jalanan hidup, tanpa sesiapa yang seharusnya menghangat hati, sayang aku telah lama melupakan mu.

Malam ini aku tidak lagi punya mimpi, yang terakhir membuatku terjaga sampai pagi, setelah mendengar banyak cerita tentang mu, setelah setahun tidak mendengar apapun tentangmu.

Setiap kuhidupkan komputerku ada namamu disana, (bukan fotomu yang sering membuatku nyeri) dan namamu juga menjadi kunci email dan kuketik beberapa kali sehari. sekarang seakan jadi rutinitas tanpa makna, hanya kadang mengingat dan berharap.

Seperti apakah kau kini, bayangmu pun aku tak tahu, kata-kata tidak lengkap menggambarkan, sedang sepotong bayangpun tidak pernah aku terima. Aku tidak mau marah lagi.

Mengingatmu menghangatkan hati, tapi juga wajahku dan memeras air dari kedua mata ...... aku jadi semakin malas mengingatmu.

mengingatmu meneguhkan hati, berharap ada sisa waktu untuk berjumpa ..... tapi kadang juga menjatuhkan hati, sehingga aku malas untuk mengangkat kepala.

Sungguh aku tidak merindukanmu .............

flensburg fjord, 17 02 10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline