Lihat ke Halaman Asli

9 Faktor Pemertahanan Yogyakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut pembacaan saya dari berbagai fenomena yang ada, melalui pustaka yang bertebaran, diskusi, dan lain-lain, maka saya sementara menyimpulkan sebagai berikut.

1. Rakyat mendukung penetapan Sultan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Patron karaton sebagai salah satu titik imajiner dari tiga titik imajiner, yaitu Merapi-Karaton-Laut Kidul, yang dipercaya sebagai penjaga Ngayogyakarta. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan ruang publik dan bisnis  kepada rakyat sehingga rakyat merasa dihidupi dan diayomi/diwongke  oleh kasultanan.

3. Patron Merapi sebagai salah satu titik imajiner dari tiga titik imajiner, yaitu Merapi-Karaton-Laut Kidul, yang dipercaya sebagai penjaga Ngayogyakarta.

4. Patron Laut Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidulnya sebagai salah satu titik imajiner dari tiga titik imajiner, yaitu Merapi-Karaton-Laut Kidul, yang dipercaya sebagai penjaga Ngayogyakarta.

5. Sultan menjadi simbol dan patron “perlawanan” raja-raja se-Nusantara terhadap pemerintahan NKRI karena hanya Kasultanan Ngaogyakarta Hadiningratlah kerajaan di Nusantara yang masih eksis hingga detik ini. Eksistensinya adalah menjadi raja dan gubernur, sedangkan raja yang lain tidak ada yang seperti Sultan Ngayogyakarta.

6. Keluarga Kasultanan Ngayogyakarta Hadingrat dan Kadipaten Paku Alam guyup rukun.

7. Jasa besar Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro pada masa pra kemerdekaan NKRI dan jasa besar Sultan HB IX kepada NKRI sehingga NKRI tidak mudah dan menjadi rikuh untuk melemahkan dan menghancurkan Ngayogyakarta.

8. Adanya Gedung Agung, Makam Pahlawan, situs makam raja-raja Jawa dan situs-situs peninggalan bersejarah lainnya yang bertebaran di DIY.

9. Beberapa pihak menginginkan eksistensi Jawa yang diperankan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Paku Alam.

Negara yang eksis dan maju adalah negara yang mampu mendengarkan hati nurani dan nguri-nguri kabudayannya. Banyak negara dapat dijadikan contohnya, terutama pada poin kedua (nguri-uri kabudayannya), yaitu China, India, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline