(dok. bw)
Judul: Kitab Manakib Syekh AbdulQadir Jaelani Merusak Aqidah Islam
Penulis: Drs. Imron AM
Penerbit: Al-Muslimun, Juni 1984
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat-Nya kepada kita semua, selawat dan salam semoga dianuegrahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. serta kepada keluarga, sahabat-sahabat, semua pengikut, dan penerus cita-cita dan perjuangannya.
Buku ini dimaksudkan sebagai suatu kritik atau koreksi terhadap Kitab Manakib, khususnya “Lubabul Ma’ani” yang disusun oleh Abu Sholeh Mustamir al Hajeni al Juwani (Juwana) yang merupakan himpunan cerita-cerita keluarbiasaan (kekeramatan) Syekh Abdul Qadir al-Jaelani, lahir di Jiilan-Persia, pada tahun 470 H dan wafat di Baghdad tahun 561 H.
Kitab Manakabib, adalah merupakan kitab, yang oleh sebahagian amsyarakat Islam di Indonesia dipercayai sebagai kitab yang memiliki nilai-nilai keberkatan, seperti dapat mendatangkan rizqi bagi pembacanya, dapat menyebabkan terkabulnya tujuan-tujuan dunia dan akherat, dapat dipergunakan mengusir makhluk-makhluk halus, untuk pelepasan nadzar (kaul/Jawa), dan sebagainya.
Maka diciptakanlah upacara-upacara pembacaannya dengan aneka variasi yang menyerupai ibadah dan diakhiri dengan do'a-do'a istighatsah untuk mengundang roh yang dipandang suci untuk dimintai bantuan menyampaikan do'a-do'a mereka kepada Tuhan.
Keadaan seperti ini cukup membahayakan aqidah Islam, sebab diberi cap Islam padahal sedikit pun bukan dari Islam dan tidak bersumber daripadanya, sehingga kaum awam dan sebagian yang tidak awam dapat tersesat karenanya.
Menurut penelitian penulis, Kitab Manakib tidak hanya merusak dan mengotori aqidah seorang Muslim tapi di samping itu secara tidka langsung merupakan penghinaan kepada Tuhan dan malaikat-malaikat-Nya. Dan penulis berketeguhan hati, bahwa Syekh Abdul Qadir al-Jaelani ra. sendiri bersih daris emua cerita-cerita Manakib itu, karena menurut keyakinan penulis, bahwa cerita semacam itu adalah hasil karya tangan-tangan kotor yang secara sengaja atau tidak telah menjatuhkan martabat seorang muslim, bahkan seorang ulama' seperti Sykeh Abdul Qadir al-Jaelani rahimahullah.
Oleh karena itu dengan bekal ilmu pemberian Allah yang minim ini, penulis berusaha meneliti kandungan Kitab Manakib, dengan metode perbandingan, yaitu menghadapkan cerita-cerita tersebut dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul, serta atsar Sahabi dan pendapat-pendapat ulama'.
Dan untuk melandasi pembahasannya, penulis memandang perlu mengetengahkan masalah-masalah, seeprti: wali, akramah, tawassul, dan sebagainya untuk memudahkan mengikuti permasalahnnya.
Akhirnya, penulis snagat mengaharapkan tegur sapa dan kritik perbaikan dari segenap pembaca yang budiman, demi kesempurnaan tulisan ini, di masa-masa mendatang.
Hanya kepada Allahlah kami memohon ridho-NYa, dan semoga tulisan ini bermanfaat adanya.
Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H