Lihat ke Halaman Asli

1000 Desa Mandiri Energi

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baru-baru ini Departemen Pertanian melansir pernyataan bahwa proyeksi sampai dengan tahun 2010 diupayakan telah terbentuk sebanyak 1000 Desa Mandiri Energi (DME). Deptan pun berani menyatakan bahwa program BBN mampu menyerap tenaga kerja baru sebanyak 3,5 juta orang dengan penghasilan sama dengan UMR di masing-masing daerah.
Meskipun jumlah cadangan dan pasokan dalam negeri kian menurun, laju konsumsi BBM justru diperkirakan kian meningkat dengan pertumbuhan sekitar 7%/tahun. Kebutuhan BBM itu selain untuk industri dan transportasi, juga untuk rumah tangga. Bahkan tahun 2008 nilai subsidi APBN untuk BBM mengalami kenaikan menjadi Rp126,8 triliun, dari sebelumnya Rp83,7 triliun. Terkait dengan masalah tersebut salah satu kebijakan pemerintah pemerintah adalah rencana pengurangan atau bahkan penarikan penggunaan BBM tanah untuk keperluan rumah tangga, yang digantikan dengan LPG.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, pemerintah juga telah mendorong upaya-upaya untuk menggunakan sumber-sumber energi alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomis, dan ramah lingkungan hidup antara lain Bahan Bakar Nabati (BBN). Dengan begitu, pemerintah segera mengembangkan program diversifikasi energi melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Target Bauran Energi Nasional. Komposisinya adalah minyak bumi 20%, batubara 33%, dan energi terbarukan 17% yang terbagi menjadi bahan bakar nabati 5%, panas bumi 5%, biomassa, nuklir, tenaga air, energi matahari, dan tenaga angin 5%, serta batubara cair 2%.
Bahkan pemerintah, melalui Peraturan Menteri ESDM No. 32 sudah menjadwalkan pentahapan kewajiban minimal pemanfaatan biodiesel (B100) dimana pada tahun 2010 nanti target pencapai yaitu 5,5% (transportasi), 5% (industri dan komersial) dan 1% (pembangkit listrik). Sedangkan untuk rumah tangga saat ini tidak ditentukan. Tentunya kita harus segera menyingsingkan lengan baju, bekerja sekuat tenaga untuk menyelamatkan manusia Indonesia dari krisis pangan dan energi ini. Kita bisa mencontoh Brasil dengan keberhasilannya berswasembada pangan dan menguasai 75% konsumsi energinya dengan BBN.(sumber: seminar di UGM/berbagai sumber/2009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline