Lihat ke Halaman Asli

Alasan Saya Mencoblos Prabowo Subianto

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Postingan ini adalah cerita pengalaman saya ketika pada Pilpres 2009 memutuskan untuk mencoblos calon wakil presiden Prabowo Subianto. Walaupun capresnya Megawati SP, tetapi saya tidak mencoblos putri BK itu. Saya mencoblos Prabowo. Saya mengakui saya bukanlah fans Megawati. Walaupun dalam kasus tertentu saya suka dengan kader PDIP, seperti Jokowi dan Ganjar Pranowo.

Postingan ini adalah janji saya kepada diri sendiri melengkapi postingan berseri saya mengenai alasan memilih dan tidak memilih pada pemilu di level kabupaten maupun level nasional. Seri lainnya yang sudah tayang adalah: Inilah Alasan Saya Memilih Pemimpin Muslim, Alasan Saya Memilih Hafidh-Siti, dan Alasan Saya Tidak Memilih Amien-Siswono.

Ini adalah pendapat yang sangat pribadi sehingga bisa saja sangat berbeda dengan pendapat pembaca sekalian. Ada beberapa alasan saya mencoblos Prabowo, bukan yang lain, di antaranya sebagai berikut.

*) Prabowo itu Muslim

Ini adalah faktor utama saya mencoblosnya. Sampai kapan pun jua, pemimpin Muslim adalah hak prerogatif saya, tak ada manusia yang bisa menganulirnya.

*) Prabowo itu orang Jawa.

Faktor kedua ini pun sangat krusial. Jawa dalam darah Prabowo ini memang berdasarkan kesukuan. Mayoritas presiden Indonesia adalah orang/suku Jawa. Mengenai kepemimpinan Jawa ada beberapa postingan saya.

Sementara pada tokoh lain, semisal Fadel Muhammad, saya bisa toleransi sehingga bila FM berkehendak jadi capres atau cawapres: Prabowo FM atau Fadel-Prabowo, saya cenderung mendukungnya. Mengenai FM sudah ada beberapa postingan mengenai beliau. Namun bila memungkinkan, suatu saat akan saya tulis juga mengenai beliau.

*) Prabowo berwajah dan berwatak mirip Gadjah Mada.

Saat Pilpres berlangsung memang saya sedang gandrung-gandrungnya dengan pemimpin model Mahapatih Majapahit terbesar: Gadjah Mada. Sebelum-sebelumnya pun saya sudah mengagumi Gadjah Mada. Meskipun ada sisi negatif dari Gadjah Mada, karena hanya Baginda Nabi-Rasul Muhammad saw. yang sempurna, menurut saya, bagaimanapun Gadjah Mada adalah The Greatest Man in Nusantara Indonesia.

Prabowo mirip GM: berwajah kuat, sikap tegas, pandai memimpin, militer, dll. Prabowo pernah menjabat Danjen Kopassus, prestasi yang langka di negeri ini. Andai Mega legawa jadi cawapres, kans untuk mengalahkan SBy-Boediono sangat besar. Namun, momentum tak bisa diulang.  Mega-Prabowo kalah dari SBY-Boediono.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline