Lihat ke Halaman Asli

"Sarang Lebah di Kepala Gajah"

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Sarang Lebah" di Kepala Gajah

Pernahkah anda memikirkan mengapa gajah memiliki leher yang cenderung pendek?. Pertanyaan ini terjawab ketika saya dan sekitar seratus peserta workshop mengunjungi langsung penangkaran gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang ada di Taman Safari Indonesia II, Prigen, Jawa Timur. Kunjungan tersebut dalam rangkaian acara Workshop Blog And Photography”dengan tema “Elephant Tour” yang diselenggarakan Harian Kompas bekerja sama dengan Taman Safari.

Banyak pengetahuan baru tentang gajah yang saya dapatkan dari para keeper (sebutan untuk penjaga gajah di Taman safari) selama berada di penangkaran gajah. Salah satunya yakni fakta tentang tulang tengkorak gajah yang ternyata ringan. Tulang tengkorak atau kepala gajah memiliki rongga-rongga udara yang berfungsi untuk mengurangi berat kepalanya. Berkat rongga-rongga udara yang mirip dengan sarang lebah inilah membuat tulang tengkorak gajah menjadi ringan. “Meski terlihat besar sebenarnya tulang tengkorak gajah ini ringan”, ungkap Kuswanto salah seorang keeper di Taman Safari.

Meskipun tulang tengkorak gajah ringan bukan berarti tidak memiliki kekuatan. Justru karena ringan tulang tengkorak gajah memiliki peranan yang sangat penting. Sebanyak 20 persen berat tubuh gajah yang bisa menjacapi 4 – 5 ton harus ditopang oleh tulang kepalanya. Dapat dibayangkan berat satu buah gading gajah yang bisa mencapai 50 kg harus ditopang oleh tengkoraknya. “Satu gading gajah beratnya bisa sampai 50 kg”, papar Kuswanto. Karena peran dan ukuran kepala gajah yang besar inilah gajah memiliki leher yang cenderung pendek untuk menopang kepalanya serta menjaga keseimbangan.

Struktur tulang tengkorak gajah yang berongga seperti sarang lebah membuat mata orang awam tertipu saat pertama kali melihat. Mereka mengira jika tulang gajah ini lapuk atau rusak, padahal di sinilah letak rahasia gajah bisa menopang berat kepala dan gadingnya. “Tulang tengkorak ini tidak rusak, tetapi memang berongga untuk meringankan gajah menopang kepalanya”, jelas Kuswanto. Barangkali fakta tentang tulang tengkorak gajah ini juga dapat dijadikan filosofi hidup kita sebagai manusia. Seberat apapun beban hidup yang kita miliki jangan sampai kita terlihat lemah atau rapuh di depan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline