Lihat ke Halaman Asli

Haji Dwi Sugiarto

Bergerak Berjuang Ber-Demokrasi

Alam Asri Pedesaan Nusantara

Diperbarui: 28 Mei 2020   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi penuh harapan indah--dokpri

" Segar nya udara pagi ini di sawah itu ", ... kata Ani kepada Anjar, teman seperjalanannya naik kereta api, dari Stasiun Gambir Jakarta ke arah stasiun Bandung.

" Iya itulah alam asri di nusantara ini , kelebihan para penduduk di daerah itu menjadikan tanah produktif, jadi tanah pertanian" ... jawab Anjar menggapi puijan Ani terhadap tanah leluhur di nusantara ini.

Sungguh keindahan alam dan aneka ragam hayati sangat nampak jelas dari jendela kereta api ke arah Bandung ini. Terlihat pematang sawah yang tersusun rapi menyesuaikan kontur bumi pertiwi. 

Sistim irigasi untuk pengairan sawah yang baik dan susun bertingkat juga menghemat penggunaannya, memberikan keindahan tersendiri, juga pemenuhan harmonisasi pemberdayaan alam sekitar lebih produktif. Ekonomi keluarga petani bisa terjaga tepenuhi kebutuhan menjadikan bahagia.

Juga sudah terbayang pula bagaimana perjalanan petani dalam mengolah tanh pertania tersebut. Mulai pada saat pengolahan lahan supaya gembur siap diairi dan siap ditamani bibit pagi. Petani membalik tanah dengan mesin bajak yang ditarik seekor atau sepasang kerbau jinak, bersamaan diairi denga air yang melimpah ruah, sehingga tanah jadi gembur dan halus, diendapkan beberapa saat untuk meratakan permukaan tanah.

Petani harus menyiapkan bibi padi yang baik dan subur, umur juga harus sudah layak tanam. Petani menghubungi pekerja tanam dengan perlengkapannya tali berskala (tali plastik dengan diberi tanda ikatan tali, untuk titik penanaman bibit padi tersebut). 

Setelah siap bibit dan lahan siap tanam, maka proses penanaman biasa dilakukan serempak. Penanaman pagi serempak itu memudahkan dalam mengatasi penyakit yang bisa timbul saat pemeliharaan. Lahan tanam padi yang luas, maka penyebaran penyakit yang biasa timbul lebih luas, cara mengatasinya serempak lebih mudah. 

Bumi nusantara yang subur, pernah di jaman orde baru, dijadikan sebutan negara agraris, bahkan Presiden Soeharto saat itu disebut Bapak Pertanian. 

Dengan program utama menggarap pertanian, maka hasil pertanian berlimpah mencukupi kebutuhan rakyat saat itu. Pertanian pernah jaya di nusantara ini. Ingatlah Bumi Pertiwi sangatlah subur. Patut kita bersyukur, meskipun tergeser oleh perindustrian saat ini.

Gandaria, 28 Mei 2020

Haji Dwi Sugiarto 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline