Lihat ke Halaman Asli

Banyumas Maya

Karena Berbagi Tak Pernah Rugi, Teruslah Berkarya

Berdikari, Kenapa BBM Harus Disubsidi?

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1415414420755023

Marhaenisme, Mencukupi kebutuhannya sendiri dan bisa memberikan lebih kepada tetangga, warga masyarakat dan Bangsa Negara. bukankah Indonesia adalah negeri yang amat kaya? (katanya...)

[caption id="attachment_333963" align="aligncenter" width="500" caption="masyarakat adat kalitanjung yg berdikari / dok. sendiri"][/caption]

Ketika BBM naik selalu saja ada pro dan kontra, saya rasa itu wajar namun barangkali perlu kita pelajari lebih dalam, ada apa kondisi negeri kita ini kok subsidi jadi kebanggaan. Saya memang bukan lahir dari orang kaya yang segalanya sudah ada, mau apapun tinggal minta. namun nyatanya saya tinggal di desa, tanpa kita sadari ternyata memang semua ada, tinggal kita mau berusaha atau hanya berpangku tangan pada negara. Seharusnya kita yang memberikan lebih kepada negara.

Mengapa revolusi mental? ya itulah barangkali yang perlu dirubah. rubah mental kita agar bukan hanya menerima subsidi tapi justru agar kita bisa membangun negeri kita sendiri. karena apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita rasakan. Ketika mental kita di subsidi maka tidak akan jauh-jauh dari situ. cobalah keluar, out of the box rubah cara pandang kita, rubah mental kita agar menjadi lebih bermartabat. caranya?

Begitu banyak warisan leluhur kita yang baik, namun terkadang kita lupa bahkan justru mendewa-dewakan paham luar di sana. perilaku konsumtif harus di rubah menjadi produktif. cara pikir kita rubah kalau kita memang belum mampu maka janganlah kita membeli sesuatu yang berlebihan. Sederhana, ya itulah kata kunci yang harus kita jaga dalam kehidupan ini. Kesederhanaan hidup menjadi pilihan yang tak boleh di tawar, untuk apa kita berlebih-lebihan jika memang tiada guna.

Marilah kita kembali ke ajaran leluhur kita, salah satunya yaitu Marhaenisme yang konok mengadopsi dari cara hidup dan berpikir dari mang Aeng. Petani desa yang bisa mencukupi kebutuhan sendiri tidak bergantung kepada bangsa lain bahkan bisa memberikan lebih untuk orang lain.

Kerja... kerja... dan bekerjalah untuk keluarga serta bangsa tercinta. Hiduplah sederhana, karena bahagia itu amatlah sederhana yaitu ketika kita bisa memberi makna lebih kepada diri dan bangsa. ketika kita sudah berdikari maka tak akan terpengaruh adanya kenaikan atau penurunan BBM. dan yakinlah sobat bahwa uang itu bisa di cari, selama kita masih percaya kepada Tuhan maka kita pasti bisa menjalani kehidupan. Dan Kewajiban Manusia adalah Berusah adan Berdoa.

Selamat Beraktifitas sobat kompasianer, salam hangat dari desa yang bersahaja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline