Kemajuan jaman selalu berkaitan dengan adanya penemuan dalam bidang teknologi. Orang-orang melihatnya sebagai revolusi industri 4.0, Prof. Klaus Schwab adalah pendiri forum ekonomi dunia sekaligus yang mengenalkan istilah tersebut.
Manusia menjadi makhluk yang dipandang memiliki keterkaitan erat dengan setiap era. Perkembangan jaman selalu menjadi buah karya terbesar dalam siklus kehidupan umat manusia.
Sebagaimana dalam dekade ini, manusia memiliki dua kehidupan yang mana itu bentuk transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia maya atau masyarakat digital adalah sebuah peradaban khusus yang dapat berkomunikasi secara virtual.
Orang-orang melakukan interaksi atau jual beli melalui dirinya dalam digital, waktu 24 jam kini bukan menjadi bagian dirinya yang lama (dunia nyata) melainkan terbagi dengan dirinya yang baru (dunia baru).
Dalam dunia barunya manusia diberikan fasilitas-fasilitas yang dapat memuaskan harinya, seperti bermain games, menonton hiburan atau belajar. Semua itu bagian dari siklus peradaban yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Dunia baru akan semakin berkembang luas hingga seluruh dataran dunia terkoneksi, tidak adanya ongkos perjalanan, perpindahan tempat ataupun penginapan untuk melihat suatu wilayah dibelahan bumi.
Cukup mengkopi identitas aslinya dan menkonversikan menjadi sebuah akun dapat memanjakan panca indera sekaligus membuat manusia bermemori seketika.
Bahkan manusia tidak perlu pergi jauh ke suatu tempat untuk mencari inspirasi, seketika melihat penampakan-penampakan yang menurutnya indah dalam dunia baru, begitulah gambaran yang terlintas dalam pikirannya.
Adanya hal baru dalam aktivitas manusia memberi keuntungan yang kontinu, baik dalam materil ataupun non-materil. Semua itu tergantung bagaimana kita memandang hal baru tersebut, menjadi hal yang sia-sia jika kita salah memanfaatkan keadaan yang praksis itu.
Sering sekali dunia maya dihebohkan akibat komunikasi yang buruk, menyebabkan permusuhan, ancaman bahkan pembunuhan dalam dunia nyata. Kompleks jika kita mempelajari dunia baru tanpa adanya literasi yang kokoh, dibutuhkan kemampuan bernalar dalam mengelola informasi ataupun dalam berinteraksi di dunia baru agar dinamika baik tetap terjaga.