Lihat ke Halaman Asli

Banny Nurhazafitri

Universitas Brawijaya

Analisis Budaya Halal dan Pengaruhnya di Usaha Mikro Kecil (UMK) Keripik Tempe

Diperbarui: 11 November 2023   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi setiap konsumen Muslim, kehalalan pangan menjadi persyaratan pokok dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Menurut regulasi yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 mengenai Jaminan Produk Halal (JPH), produk yang beredar di Indonesia harus memiliki sertifikasi halal. Meskipun demikian, implementasi pemantauan terhadap JPH masih menghadapi kendala dalam menjaga kelangsungannya. 

Berlanjutnya implementasi jaminan halal bergantung pada keberadaan "budaya halal". Budaya Halal merupakan aspek dalam budaya suatu organisasi yang mencerminkan kesadaran karyawan terhadap aspek kehalalan dalam setiap kegiatan organisasi. Namun, budaya halal ini masih terbatas penilaiannya dibanding dengan konsep food safety culture (FSC). FSC merupakan pandangan dan perilaku terkait kebersihan yang diterapkan oleh suatu organisasi untuk menjamin keamanan pangan. FSC sendiri terdiri dari beberapa faktor, yaitu tekanan kerja, sistem manajemen, persepsi risiko, komunikasi, kepemimpinan, komitmen, pengetahuan, dan lingkungan kerja. 

Dengan konsep FSC tersebut dikembangkan budaya halal yang bergantung terhadap kinerja operasional perusahaan di 27 UMK (Usaha Mikro Kecil) keripik tempe Kota Malang dengan total responden sebanyak 54 responden. Konsep ini menggunakan metode Partial Least Square (SEM-PLS). Penelitian ini menggunakan variabel laten eksogen dan endogen. Variabel laten eksogen (X), yaitu yaitu tekanan kerja, sistem manajemen, persepsi risiko, komunikasi, kepemimpinan, komitmen, pengetahuan, dan lingkungan kerja. Variabel laten endogen (Y) performansi operasional budaya halal.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel performansi opersional budaya halal dipengaruh oleh variabel tekanan kerja, sistem manajemen, persepsi risiko, komunikasi, kepemimpinan, komitmen, pengetahuan, dan lingkungan kerja sebesar 78,1% , sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar dari penelitian sebesar 21,9%. Pengujian hipotesis menujukkan variabel yang signifikasi terhadap variabel performansi operasional budaya halal di UMK keripik tempe dari yang paling berpengaruh, yaitu variabel lingkungan kerja, variabel pengetahuan, variabel sistem manajemen, dan variabel kepemimpinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline