Lihat ke Halaman Asli

Banny Haruna

pendidik

Penerapan Segitiga Restitusi di Sekolah

Diperbarui: 24 Desember 2022   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. (Gossen:2004). Melalui restitusi, ketika murid melakukan tindakan yang salah maka guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk membuat refleksi atau evaluasi internal tentang apa yang telah mereka perbuat untuk memperbaiki kesalahannya dan kembali kepada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. 

Restitusi juga sebuah proses kolaboratif yang mengajarkan murid mencar solusi untuk masalah dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain. (Chelsom Gossen:1996). dalam restitusi ada kerjasama antara guru dan murid untuk memecahkan persoalan bersama, berpikir bersama-sama agar masalah bisa diselesaikan tanpa ada paksaan dari siapapun. 

Ada tiga tahapan restitusi atau disebut dengan segitiga restitusi :

1. Menstabilkan identitas (stabilize the identity)

Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. kita menginginkan siswa yang reflektif, maka kita harus menyakinkan murid dengan cara mengatakan kalimat-kalimat seperti : 

" berbuat salah itu tidak apa-apa"

"tidak ada manusia yang sempurna"

"Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi bapak/ibu ingn mencari solusi dari permasalahan ini.

dan pertanyaan lainnya. dengan tujuan menstabilkan identitas permasalahan. sebab ketika anak berbuat kesalahan maka ia akan cenderung membangkang sehingga perlu distabilkan dengan kalimat-kalimat positif agar murid tergugah kembali dan mau melakukan refleksi diri atas kesalahannya. 

2. Validasi tindakan yang salah ( Validate the misbehaviour)

Setiap tindakan yang murid lakukan pasti mempunyai tujuan dan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. dengan memahami kebutuhan dasar yang ingin dipenuhi murid maka kita kan menemukan cara-cara efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. sebagai contoh; ketika murid membolos sekolah hanya karena ingin melihat tontonan berarti anak butuh yang namanya kebutuhan kesenangan dan kebebasan. oleh karena guru harus mampu memvalidasi tindakan yang salah dengan beberapa contoh pertanyaan seperti di bawah ini :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline