Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Musibah Bintaro ada Pelajaran Berharga

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media preview

(Photo: @vickyatjeh) Mendengar kabar soal kecelakaan yang terjadi antara Kereta Api Listrik Commuter Line 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang, dengan truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan kereta api Bintaro, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin, (09/12/2013) kemarin, tentu kita semua menjadi terkejut. Peristiwa tersebut mengingatkan kita pada 26 tahun silam (1987) yaitu kecelakaan kereta dengan kereta yang mengakibatkan ratusan nyawa meninggal dalam sekejap mata. Tak ayal jika musibah itu disebut "Tragedi Bintaro." Sebenarnya masih banyak kejadian kecelakaan yang jauh lebih mengerikan yang terjadi di negara kita. Mulai dari kecelakaan motor dengan motor, motor dengan truk, truk dengan bis, kecelakaan kereta, kapal laut, pesawat dan masih banyak lagi yang lain-nya. Dari sekian banyak kejadian, saya tidak akan membahas tentang penyebab, kronologis, cara bertindak, solusi, berapa jumlah korban dan data yang valid, tidak. Saya tidak mau berbicara yang tujuan bicaranya adalah menilai sesuatu untuk melemahkan sesuatu. Sadar atau tidak sadar, kejadian di Bintaro seharusnya mampu menuntun kita untuk lebih cermat dalam menelaah sebuah kejadian "siapa sebenarnya dibalik musibah yang terjadi? Apakah ada campur tangan suatu hal yang gaib? Wuh.. dengar kata "gaib" jadi ngeri, "la wong jelas-jelas murni karena truk melanggar aturan dengan terobos palang pintu kok, malah menjalar ke hal gaib." Begini teman, "Jangan ada anggapan bahwa suatu hal yang dapat dilihat oleh mata itu tidak ada campur tangan oleh suatu hal yang mengandung rahasia." Memang dalam hal begini sulit rasanya dinalar oleh akal kita. Saya tidak akan terlalu melebar tentang hal ini, karena sudah tentu semua itu ada hikmah masing-masing. Terlintas sebuah pertanyaan yang menggelitik, "mengapa harus terjadi musibah demikian?" Jawaban yang sederhana adalah "itu maunya Allah SWT." Kalau boleh jujur, musibah ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Sebnarnya, ini adalah peristiwa yang mampu mendongkrak iman kita kepada sang Maha Kuasa, bahwa Sang pemegang kendali Takdir,  Allah Azza wa Jalla itu wujud dan nyata adanya. Subhanallah.... Dan tentu Allah SWT itu maha berkehendak atas segala sesuatu. Jangankan hanya terjadi sebuah kecelakaan kereta, Tsunami yang tingginya 20 meter saja dalam hitungan detik sudah  bisa menghancur-luluhkan segala-galanya. Na'udzubillah... Dengan demikian, mari kita jadikan musibah ini sebagai sebuah pelajaran yang sangat berharga. Karena ini adalah pelajaran yang datangnya langsung dari Tuhan. Tanpa mengurangi rasa penghormatan saya kepada ahli logika, ahli retorika dan ahli-ahli lain apapun itu. Atas kejadian ini, kita harus mengembalikan fitrah murni dari Allah Bahwa "Maut itu lebih dekat dari pada urat leher." Alhamdulillah saya ucapkan, ternyata sifat kebersamaan orang Indonesia kembali terbentuk melalui kejadian ini. Melihat di media televisi, banyak warga sipil, TNI, Polri, Dokter sampai pejabat tinggi bahkan wakil presiden datang bersatu-padu untuk menolong, membantu, mencatat dan ada yang hanya sekedar mononton. Ya walaupun mungkin ada beberapa gelintir orang datang hanya untuk berkomentar (menyalah-nyalahkan orang) "gak penting banget dech..." Heheheh tapi tidak apalah... Namanya juga manusia. Melalui tulisan ini saya pribadi menghaturkan "turut berduka" kepada para korban meninggal dunia. "Percayalah kalian disayang oleh Tuhan-ku Allah" dan untuk korban luka saya berdoa semoga diberikan ketabahan dan kelancaran rezeki oleh Allah. Amin..amin..amin. Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya tuliskan disini, berhubung sudah pagi (sudah jam 04.00 WIB pagi), kapan-kapan bisa diteruskan lagi. Selamat beristirahat … salam saya hamba yang senantiasa takut kepada Tuhan-nya (Bank Wimbo Manusia yang takut dan cinta kepada Allah. (Dibalik musibah ada pelajaran: 02.00 WIB, Selasa, 10 Des 2013)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline