Kata Hizib berasal dari kata Bahasa Arab yakni Hizb, yang memiliki arti doa, wirid, senjata, bagian, kelompok, partai, golongan. Jadi, Hizib berarti kumpulan doa-doa atau wirid yang sistematika bacaannya teratur dan terpilih dari ayat-ayat al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad, serta amalan-amalan rutin para ulama dan auliya' (kekasih) Allah yang diamalkan dengan tujuan tertentu dan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Syaikh Waliyullah Ahmad Zarruq mendefinisikan hizib dengan " Sejumlah zikir, doa, dan tawajjuh yang disusun untuk tujuan berzikir, memo on perlindungan dari keburukan, mengharapkan kebaikan, memo on diberikan pengetahuan, yang dibaca dengan menyatunya hati bersama Allah Subhanahu Wata'ala."
Di Indonesia sendiri dalam perkembangannya, pembacaan Hizib banyak dijumpai dalam tradisi thoriqoh tasawuf khususnya dalam dunia pesantren klasik.
Hizib sangat popular dikalangan masyarakat Melayu di Indonesia dan Malaysia dan penyusunan hizib biasanya dikaitkan dengan tokoh penggagas atau pemimpin aliran tasawuf, sufi atau tarekat. Termasuk diantaranya adalah ulama' asal Lombok yakni Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah atau sering diakronimkan menjadi Hamzanwadi dengan Hizib Nahdlatul Wathan miliknya.
Hizib Nahdlatul Wathan merupakan salah satu karya paling monumental dari Syaikh Hamzanwadi. Disebut demikian bukan tanpa alasan, pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan masih lestari hingga saat ini dikalangan warga nahdliyyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Wathan) baik dipelosok kota hingga pedalaman kampung. Dimana ada warga nahdliyyin disitu ada Hizib Nahdlatul Wathan yang senantiasa bergema.
Dalam tradisi amaliah tasawuf Nahdlatul Wathan dikenal tiga macam hizib, yakni Hizib Nahdlatul Wathan, Hizib Nahdlatul Banat, dan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan. Ketiga jenis amaliah tasawuf ini merupakan karya-karya Syaikh Hamzanwadi yang disadur dan dikumpulkan dari sekitar 70 macam hizib para wali Allah.
Selain berisi doa-doa dari karangan para wali Allah, Syaikh Hamzanwadi dalam Hizib Nahdlatul Wathan juga menyelipkan sejarah perkembangan organisasi Nahdlatul Wathan pada masa penjajahan Jepang sebelum kemerdekaan Indonesia, serta beberapa pesan-pesan Tauhid untuk murid dan warga nahdliyyin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H