Lihat ke Halaman Asli

M FarhanHidayat

Journalis Enthusiast

Tadabbur Surat Al Falaq oleh Ustadz Kresna Eka Raharja

Diperbarui: 7 September 2024   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Youtube Ayo Peduli Sesama

Kajian yang dilaksanakan pada Sabtu pagi, 7 September 2024, dipimpin oleh Ustadz Kresna Eka Raharja, S.Th.i, Direktur Sekolah Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago. Kajian ini secara mendalam mengkaji Surat Al-Falaq, sebuah surat pendek dalam Al-Qur'an yang sering dibaca dalam sholat dan menjadi pilihan utama bagi banyak umat Muslim. Meski demikian, pemahaman mendalam mengenai makna dan esensi surat ini sering kali terabaikan.

Signifikansi Pembelajaran Surat Al-Falaq

Ustadz Kresna menegaskan urgensi untuk tidak hanya membaca Surat Al-Falaq, tetapi juga untuk memahami maknanya secara menyeluruh. Beliau menyatakan bahwa membaca surat ini tanpa pemahaman hanya menghasilkan pahala terbatas, sementara tadabbur atau perenungan yang mendalam atas isinya dapat memberikan manfaat spiritual yang lebih besar, termasuk perlindungan dan keajaiban yang dapat dirasakan secara nyata. Secara etimologis, Al-Falaq berarti "subuh," yang menggambarkan waktu yang memisahkan antara malam dan pagi, sebuah simbolisme penting terkait perlindungan dari segala bentuk keburukan.

Asbabun Nuzul dan Konsep Perlindungan dalam Surat Al-Falaq

Surat Al-Falaq, yang turun bersamaan dengan Surat An-Nas, dikenal dengan sebutan Mu'awwizatain karena kedua surat ini diawali dengan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Ustadz Kresna menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu turunnya surat ini. Beberapa ulama berpendapat bahwa surat ini tergolong Makkiyah, sementara lainnya menganggapnya sebagai Madaniyyah. Riwayat yang populer menyebutkan bahwa surat ini turun ketika Rasulullah SAW terkena sihir yang dikirim oleh orang Yahudi melalui pelepah kurma yang berisi rambut beliau. Untuk melindungi Rasulullah dari sihir tersebut, Allah menurunkan Surat Al-Falaq.

Ayat pertama dari surat ini merupakan permohonan perlindungan kepada Allah sebagai Tuhan penguasa subuh. Ustadz Kresna mengilustrasikan konsep perlindungan ini melalui analogi seorang anak kecil yang berlindung di balik ayahnya saat menghadapi ancaman. Dalam hal ini, Allah diibaratkan sebagai pelindung utama yang memberikan batasan dan perlindungan dari segala macam bahaya.

Keburukan dan Kedengkian dalam Perspektif Surat Al-Falaq

Ayat kedua dari Surat Al-Falaq memuat permohonan perlindungan dari segala bentuk keburukan yang diciptakan, termasuk keburukan yang berasal dari manusia, jin, hewan, tumbuhan, alam, dan bahkan hawa nafsu pribadi. Ustadz Kresna menekankan bahwa ketahanan diri yang kuat adalah benteng utama dalam menghadapi godaan eksternal.

Lebih lanjut, ayat ketiga menyebutkan keburukan yang sering terjadi di malam hari, seperti pencurian, perampokan, dan berbagai macam perbuatan maksiat. Kejahatan lebih sering terjadi di malam hari, sehingga banyak istilah negatif yang terkait dengan malam, seperti "klub malam" dan "dunia malam."

Surat ini juga mengajarkan pentingnya perlindungan dari bahaya sihir, yang menurut Ustadz Kresna, merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai. Ayat terakhir dari surat ini mengandung permohonan perlindungan dari keburukan orang yang dengki, yakni mereka yang merasa iri terhadap kebahagiaan orang lain dan senang melihat orang lain dalam kesusahan. Kedengkian ini dapat berujung pada kerusakan, seperti yang digambarkan dalam berbagai kisah dalam Al-Qur'an, termasuk kisah Iblis yang dengki kepada Nabi Adam, Qabil yang membunuh Habil, dan saudara-saudara Nabi Yusuf yang menjatuhkan beliau ke dalam sumur.

Kajian ini ditutup dengan hadits Rasulullah SAW yang memberikan panduan kepada Ibnu Abbas untuk menjadikan Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas sebagai perlindungan terbaik dari segala bentuk keburukan. Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Ibnu Abbas, maukah kamu aku tunjukkan -- atau maukah kamu aku beri tahu -- sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?" Ibnu Abbas menjawab, "Iya, wahai Rasulullah." Beliau pun bersabda, "Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas, dua surah ini." (HR. An Nasa'i; sahih).

Kajian Sabtu pagi "Shubuh Menggapai Keberkahan" adalah sebuah program kajian rutin yang dilaksanakan di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah. Program ini bertujuan untuk membimbing para guru, santri, walisantri dan umum dalam memperdalam pemahaman agama. Kajian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi jamaah untuk menggapai berkah dari Allah SWT, terutama di waktu subuh yang penuh dengan keutamaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline