Tetapi kalau membacanya sebagai pelajaran dan ditujukan kepada diri kita sendiri tentunya akan berpikir, kira -- kira apa hikmat atau hikmah yang akan saya peroleh manakala saya membaca petunjuk Allah ini. Paling tidak kita harus dapat mengambil makna yang tersirat atau makna tersembunyi, atau makna batiniah yang ada di dalamnya, diantaranya saya jangan sampai menjadi orang yang sombong. Sebab, kalau saya menjadi orang yang sombong berarti tidak ada beda antara saya dengan iblis, setan, dan sebangsanya serta termasuk ke dalam golongan orang -- orang yang kafir.
Hanya bedanya iblis adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak tampak mata atau tidak kelihatan atau tan kasat mata, sedangkan manusia meru-pakan iblis, setan dan sebangsanya yang tampak mata, atau kelihatan, atau kasat mata.
Al Qur'an surat surat Al An'aam ayat 112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap - tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan - syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkata-an yang indah - indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggal kanlah mereka dan apa yang mereka ada - adakan.
Hasil kajiannya ditempatkan di dalam hati,
dan selalu di ingat
saya tidak menjadi orang yang sombong.
Mudah bukan? Iya mudah kalau hanya sekedar mengatakan saya tidak menjadi orang yang sombong, tetapi tidak mudah, dan cenderung berat manakala kita ingin mewujudkan diri agar tidak menjadi orang yang sombong.
Mengapa tidak mudah, dan justru cenderung berat? Karena kita harus berhadapan dengan musuh nyata kita, berupa nafsu dalam diri kita yang berkiprah atas kendali iblis, setan, dan sebangsanya.
Oleh karena itu hendaklah kita selalu ingat ( mendirikan shalat ), dan sadar selama melakoni hidup dan kehidupan di atas dunia ini. Jangan sampai hanya karena kekuasaan atau jabatan, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena harta dan anak, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena paras yang cantik, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena paras yang ganteng, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena berebut pengaruh, lalu menjadikan diri kita sombong, dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya.
Kita patut mengucap syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita ditunjukkan langsung, bahkan mungkin mengalami peristiwa yang menunjukkan wajah -- wajah kesombongan.
Peristiwa apakah itu? Hari Raya Idul Fitri 1444 H tahun 2023. Sudah dapat dipastikan bahwa di tahun 2023, di negeri yang sama-sama kita cintai ini pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H tidak dirayakan dalam waktu yang bersamaan oleh warga bangsa yang merayakan, atau minimal dalam 2 waktu yang berbeda bahkan bisa 3 atau lebih waktu pelaksanaannya. Mengapa bisa demikian?