Lihat ke Halaman Asli

Bedebah

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ranjang lumut bedebah gentayangan

altar persembahan batang-batang menjalang

menyergap tatapan mata haus jiwa yang rana

ujung sangkur menghujam aroma mulut rahim

~

kemarin, ini lagi dan esok

bedebah meliukkan pinggang gemulai memagut jemari

pijar matahari tak pernah menerik pagi hingga senja

usainya, melenggang menggantang mangsa

bagai roda tak pernah hendak lama di bawah

telanjang gelinjang dahaga terimpaskan

menyumbat kerongkongan kering dari siul bedebah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline