Lihat ke Halaman Asli

Hadapi Virus Zika

Diperbarui: 21 Februari 2016   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Juru bicara WHO Christian Lindmeir mengungkapkan bahwa 20 negara Amerika dan 10 negara Afrika, Asia dan Fasifik telah mengirimkan laporan adanya kasus virus Zika, namun wabah terbesar telah terjadi di Brazil, Kolumbia dan beberapa Negara Amerika Latin. Lebih lanjut Margaret Chan direktur WHO dalam siarannya di Channel News Asia (24/1/16) telah mengeluarkan travel warning ke beberapa Negara terdampak tersebut. Jumlah kasus yang terlapor di Kolumbia (Januari 2016) sudah mencapai angka 560 kasus dan secara sporadic berbagai negara juga telah mengalami peningkatan kasus baik di Eropa maupun di Asia. Sebelum tahun 2015 wabah Zika telah terjadi di Afrika, Afrika Selatan dan kepulauan Pacific. Bulan Mei 2015 organisasi kesehatan Amerika (PAHO) melaporkan temuan kasus pertama di Brazil. Sekarang ini beberapa Negara telah mengalami KLB dan akan terus berlanjut dari waktu ke waktu.
Penularan virus Zika ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang secara agressif menggigit pada siang hari baik di luar maupun dalam rumah, penularannya dari manusia ke vektor nyamuk kemudian kemanusia lain yang dapat menyebabkan kejadian luar biasa. Virus Zika menyebabkan gejala yang mirip dengan DBD karena disebabkan oleh nyamuk yang sama, Aedes aegypti, bahkan berakibat pada micro chepali. Karena itu bisa terjadi kesalahan diagnosis. Berdasarkan endemisitas DBD di Indonesia, maka besar kemungkinan virus Zika sudah ada di Indonesia; sehingga sering sekali diagnosis DBD keliru serta gejala yang tersamar. Kalau hal ini benar maka Indonesia memasuki babak baru serangan Aedes aegypti; double burden emerging infectious disease. Untuk itu memasuki 2016 ini virus Zika harus menjadi penyakit wajib lapor, petugas kesehatan harus memberikan laporan terhadap seluruh tersangka kasus dengan melakukan konfirmasi laboratorium dan menggalakkan sistem pemantauan dan monitoring penyakit berbasis vector. Dan sekarang ini di sinyalir virus Zika sudah ada di Pulau Jawa dan Sumatera.
Sampai sekarang belum ada vaksin untuk penyakit virus Zika, cara yang baik adalah mencegah gigitan nyamuk, nyamuk penular zika menggigit pada siang hari ini juga dapat menularkan DBD dan virus chikungunya. Kalau anda adalah pelancong ke wilayah terjangkit Zika bisa menggunakan repellant secara proporsional. Gunakan baju berlengan panjang, pakai kelambu dan atau pasang jaring/net pada jendela rumah anda. Kurangi tempat perindukan nyamuk baik dalam maupun di luar rumah dengan mengosongkan container air/bak penampungan air harus tertutup.
Untuk menghadapi serangan ganda Aedes aegypti baik DBD maupun virus Zika pihak otoritas kota terutama dinas kesehatan sebagai leading sektor harus melaksanakan kampanye terfokus mengeliminasi habitat larva vektor Ae.aegypti dan Ae albopictus. Pelaksanaan survei untuk penentuan beban, distribusi, jenis kontainer, jumlah kontainer yang memiliki populasi nyamuk tertinggi. Program inisiasi pemberdayaan masyarakat dalam bentuk sosial engineering dengan aktifitas menutup genangan air, modifikasi kontainer dan larvasida berjangka panjang menjadi pilihan. Secara umum serangan virus tersebut mengancam seluruh populasi karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk mengambil peran dalam pengendaliannya.
Pada saat semakin menipisnya sekat administrasi antar wilayah maka issue global bidang kesehatan juga bergerak dinamis. Pola penyakit menular bergerak cepat dan massive, kesenjangan kesehatan antar wilayah melebar, serta emerging dan re emerging infectious disease tak terbendung. Tantangan tersebut berkontribusi nyata pada aspek kualitas kesehatan antar wilayah, perubahan ini menembus sekat antar wilayah jauh sebelum MEA berlaku. Inilah dinamika global perkembangan pola penyakit yang harus dicermati secara bersama dan seksama terus menerus.
Sekat administrasi wilayah dalam penularan suatu penyakit bersifat borderless, penyakit mengikuti mobilitas penduduk sehingga bila terjadi suatu wabah dalam satu wilayah maka dapat di ketahui dengan sangat cepat melalui berbagai media dan pada waktu yang hampir bersamaan penyakit tersebut sudah ada di wilayah kita, sudah ada di sekitar kita. Inilah dampak mobilitas penduduk yang sangat tinggi, perubahan pada berbagai sektor telah terjadi. Begitu juga dengan aspek kesehatan masyarakat.
Pendekatan yang dilaksanakan selama ini, mesti di tinjau kembali. Fakta menunjukkan DBD telah memasuki fase endemik di Indonesia, setiap musim berganti kasus DBD selalu menelan korban. Lihatlah pada musim kemarau ke musim hujan, kasus DBD akan meningkat tajam; hingga koridor rumah sakit pun tidak dapat menampung jumlah kasus yang tak kunjung berhenti. Adagiumnya ‘bila suatu masalah ditangani dengan cara yang sama, maka hasilnya juga akan cenderung sama’ jadi evaluasi keseluruhan program pemerintah mesti dilaksanakan. Perobahan model pendekatan vertikal harus segera diganti dengan model horizontal approach. Lihatlah kasus DBD yang terus meningkat dan virus Zika yang akan datang sebagai sesuatu secara holistik. Laksanakan fungsi sistem, perkuat sistem kesehatan daerah. DBD maupun Zika tidak mungkin di selesaikan secara parsial. DBD ada di rumah warga, ada di lingkungan masyarakat. Karena itu pemerintah kota harus menggunakan pendekatan struktural dengan memperkuat regulasi sistem kesehatan daerahnya.
Kasus DBD yang terus menelan korban maupun virus Zika yang di ambang mata adalah instrument untuk menguji apakah sistem kesehatan kota mampu memberikan ketanggapan yang cepat dalam mengendalikan masalah kesehatan wilayah. Pemerintah kota maupun dewan yang terhormat, sudah berapa dana yang di gelontorkan untuk menyelesaiakn kasus ini? Pihak pembiayaan kesehatan sudah berapa dana yang habis untuk kasus DBD ini? Tentu angka besaran kerugian ekonomi bahkan korban jiwa akan terus berlanjut kalau kita semua melihat kasus ini sebagai sesuatu yang rutin belaka.
Solusi yang ditawarkan untuk masalah ini adalah laksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Sebagai contoh dinas pekerjaan umum. Kalau membangun jalan raya, jangan lupa menyelesaikan drainasenya supaya genangan pada musim hujan dapat dialirkan dengan lancar. Yang terjadi adalah pembangunan jalan raya berlangsung terus, tapi drainase tidak di perhatikan sehingga genangan akan selalu terjadi, yang berpotensi menyebabkan banyak kerugian; baik ekonomi, infrastruktur, sosial maupun kesehatan. Inilah pentingnya setiap sektor dalam rencana strategisnya selalu memasukkan aspek kesehatan dalam pembangunannya.
Pendekatan sistem horizontal adalah pemanfaatan secara optimal seluruh potensi wilayah dan stake holder pembangunan kesehatan untuk mengambil peran dalam peningkatan mutu layanan kesehatan, perbaikan respons petugas, dan peningkatan cakupan seluruh program untuk pencapain tujuan pembangunan kesehatan yang sesungguhnya. Komponen sistem kesehatan daerah yang sangat perlu mendapat penguatan meliputi; manajemen, regulasi dan sistem informasi kesehatan, penguatan SDM kesehatan, kefarmasian, penelitian dan pengembangan kesehatan, pemberdayaan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan Upaya kesehatan baik upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat. Sistem ini harus di tata secara holistik, sehingga peran dan tanggung jawab setiap stake holder terjabarkan dengan transparan dan akuntabel.
Atas uraian tersebut diatas maka menjadi wajib bagi selaruh satke holders untuk mengendalikan penularan DBD, dan bersiap siap menghadapi serangan virus Zika, sebelum semuanya sudah terlambat.
*Berkhidmat sebagai Pembina Utama di FKM Unhas
*Koordinator Dept. Kesehatan KAHMI Kota Makassar

*Pengurus Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline