Lihat ke Halaman Asli

Promosi di Warung Kopi

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Selalu ada sisi yang unik dari warung kopi di Aceh. Jika pada tulisan yang lalu saya telah memaparkan perkembangan warung kopi biasa menjadi warung kopi yang dilengkapi fasilitas wifi, kali ini saya akan sedikit menceritakan bagaimana warung kopi di Aceh menjadi sasaran promosi empuk sejumlah pabrik rokok dan kartu telepon selular. Promo Rokok dan kartu telepon selular di warung kopi dilakukan Sales Promotion Girl (SPG). Bukan SPG kalo tidak cantik-cantik. Kehadiran mereka tampak kontras dengan pemandangan warung kopi yang didominasi dengan pengunjung laki-laki. Mereka datang dengan membawa rokok, angket, dan kadang-kadang disertai dengan bintang iklannya langsung (duplikatnya. Hehe). Pernah suatu hari saya menyeruput kopi Aceh di warung kopi di Kawasan Beurawe, Banda Aceh. Saat itu saya didatangi oleh beberapa SPG dan menawarkan rokok kepada saya. Saya katakan pada mereka bahwa saya tidak merokok. Lalu saya diminta untuk mengisi angket yang mereka bawa. Di lain hari saat saya sedang duduk sendirian di warung kopi Lampineung, Banda Aceh, saya didatangi SPG dan menawarkan kartu telepon selular dengan harga murah dan memberikan brosurnya kepada saya. Tapi saya tidak membeli karena saya sudah punya 3 kartu yang providernya berbeda di saku saya. Yang menarik, ada duplikat bintang iklan yang sering terlihat di televisi yang ikut dihadirkan ke tempat itu. Dia memperagakan cara menelpon tanpa henti dengan mengikat handphonenya di telinga. Handphone itu diikat dengan melilitkan handuk kecil di kepalanya. Terang saja, suasananya jadi ramai. Semua mata tertuju padanya. Kita sering melihat iklan rokok di televisi, namun kita tidak pernah melihat batang rokok secara langsung. Hal ini karena di atur di dalam Undang-Undang Penyiaran Indonesia yang melarang hal tersebut. Namun di warung kopi, hal itu tidak berlaku. Pemandangan seperti itu mungkin bukan pemandangan luar biasa, sebab hal-hal seperti itu juga sudah sering dilakukan di daerah mana pun. Namun saya menyayangkan, promosi semacam itu tidak selalu berlaku jujur. Kadang-kadang cara promosi yang tidak sehat juga kerap terjadi. Suatu ketika saat saya bersama beberapa teman saya berkumpul di warung kopi di Banda Aceh, meja kami didatangi beberapa SPG yang menawarkan produk rokok gratis. Namun dengan syarat, bersedia menukarkan dengan minimal 5 batang rokok dari sebuah prabrikan besar. Saya bertanya kepada SPG tentang metode promosinya, namun dia hanya menjawab, “biasa bang, persaingan dagang”. Seperti inilah warung kopi di Banda Aceh. Selain sebagai tempat nongkrong, kantor bagi sebagian orang (pengguna wifi, hehe), juga sebagai tempat promosi yang menarik bagi sejumlah perusahaan besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline