Lihat ke Halaman Asli

Koruptor dan Mafia Digantung! Bila Saya Jadi Presiden RI

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12926637731716163756

"Koruptor dan Mafia digantung! bahkan mungkin sebagian diantaranya keluarga Saya sendiri!" itulah kata-kata Saya ketika berdiskusi sewaktu kuliah dulu. Seorang teman - yang kini menjadi aktivis lingkungan Green Peace dan tinggal di Australia, bertanya. "bagaimana bila Kamu jadi Presiden RI dan kita berseberangan, Gus?" Saya menjawab, "Kamu, akan saya gantung!" Ia pun langsung bereaksi, "Saya akan mendahului dengan melakukan pemberontakan." [caption id="attachment_78765" align="alignleft" width="300" caption="Foto: google.com"][/caption] Saya teringat ketika menjadi aktivis sewaktu kuliah. Seperti biasanya para aktivis teman saya juga berbeda aliran pemikiran dan ideologi ada yang "berbau kiri" ada pula "berbau kanan" bahkan ada yang "kiri abis" dan "kanan abis." Berbagai kepentingan muncul dan itulah yang diperjuangkan masing-masing. Perjuangan mereka sangat berat, ditangkap BAKORSTANAS dan diantaranya ada pula yang diculik "Tim Mawar" KOPASUS (kini ia telah bermasyarakat kembali). Kini mereka yang tekun bergelut dengan dunia aktivis akhirnya diantara kawan-kawan Saya tersebut masuk partai dan beberapa diantaranya duduk di DPR-RI. "Tidak ada Kawan dan Lawan Abadi, yang ada hanyalah kepentingan Abadi" Itulah kata Dosen Ilmu Politik saat itu. Bila Saya Jadi Presiden? Sementara itu seiring dengan pengalaman Saya dan pemahaman untuk selalu berpihak pada kebaikan dan yang membaikkan telah terbukti, bahwa 'mengatakan dan melakukan kebenaran dan kebaikan itu banyak musuhnya.' Ini juga sering dialami Saya bahkan mungkin Anda ketika punya atasan yang tidak ingin mendengar kebaikan. Para Bos sering lebih suka dengan jawaban-jawaban kita yang "ABS". "Abang terlalu terbuka menyampaikan pendapat!" demikian kata Istri Saya suatu saat di bulan Ramadhan tahun lalu. Pendapat istri Saya benar. Dua kali saya bekerja di perusahaan Swasta dengan situasi penuh manipulasi. Akhirnya Saya lebih memilih Resign dan mendirikan perusahaan sendiri dengan konsepsi "Ekonomi Berjamaah". Keuntungan perusahaan harus dapat dinikmati seluruh pelaku bisnis: Stake-Holder, Manajemen dan Karyawan bahkan lingkungan (CSR). "Papa, Aku ingin deh Papa jadi presiden seperi SBY!" kata anak saya suatu saat sepulang sekolah. "Tidak nak!" jawab Saya. "Karena kalau Papa menjadi Presiden RI, maka Saudaramu dan familimu akan berkurang, karena digantung oleh papa dan Papamu ini tidak akan hidup lama" Jawab Saya sambil mencium kening anak Saya. "Kenapa Papa tidak hidup lama?" susul anak Saya. "Karena papamu mungkin akan ditembak mati oleh mereka-mereka yang lebih menjunjung tinggi keburukan daripada kebaikan." "Jadi....  belajarlah yang  tekun dan jadilah orang cerdas! Pelajari Agama tidak mesti terlalu dalam tetapi Kamu mampu menerapkan-nya semua yang Kamu pahami dengan baik!" Itulah pepatah penutup pembicaraan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline